Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Buzzer Israel yang Kerja Keras Kampanyekan Damai Timur Tengah, Ternyata untuk...

Cerita Buzzer Israel yang Kerja Keras Kampanyekan Damai Timur Tengah, Ternyata untuk... Kredit Foto: Rawpixel

Tapi Dr. Ala'a Shehabi, peneliti Inggris berdarah Bahrain di London, mengatakan sentimen publik Arab masih pro-Palestina. Ihwal kampanye buzzer Israel, dia mengatakan "tidak bisa dikatakan sukses jika kampanye ini belum bisa mengubah pandangan umum.”

Diplomasi digital jangka panjang

Israel membutuhkan dukungan publik Arab terhadap kesepakatan damai yang ditandatangani baru-baru ini. Namun kesepakatan serupa yang sudah dijalin dengan Mesir sejak 1979 atau Yordania sejak 1994, hingga kini belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat.

Oktober lalu, Kementerian Urusan Strategis melaporkan, antara Agustus dan September 2020 tercatat lebih dari 90 persen unggahan berbahasa Arab di media sosial membiaskan "normalisasi” sebagai hal negatif.

"Israel harus menyiapkan kampanye online jangka panjang untuk meyakinkan bangsa Arab agar mendukung kemitraan yang lebih kuat dengan Israel,” begitu bunyi penggalan laporan tersebut, seperti dilansir Reuters.

Seorang pejabat kementerian mengklaim, pada Januari jumlah unggahan negatif terkait normalisasi, anjlok sebanyak 75 persen.

Saat ini tim itu memublikasikan sekitar 700 unggahan media sosial per bulan. Jumlahnya meningkat 20 persen setelah perjanjian normalisasi ditandatangani, tutur Gonen.

Salah seorang anggotanya, Lorena Khateeb, pernah mengunggah foto dirinya berbalut bendera Israel, "tidak pernah terbayang saya bisa mengibarkan bendera Israel di negara Arab,” katanya 21 November lalu dalam bahasa Arab dan Inggris.

Beberapa hari kemudian, akun @IsraelintheGulf mengunggah ulang foto tersebut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: