Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Disanjung-sanjung WHO, Malaysia Akhirnya Kunci Rapat-rapat Negara Juga

Sempat Disanjung-sanjung WHO, Malaysia Akhirnya Kunci Rapat-rapat Negara Juga Kredit Foto: Reuters/Lim Huey Teng

Sejauh ini hampir 600 orang di Malaysia dilaporkan meninggal karena virus corona.

Pemerintah Malaysia pernah menerapkan lockdown ketat antara bulan Maret sampai Mei dengan melarang massa berkumpul dalam jumlah besar termasuk acara keagaman dan kegiatan olahraga.

Polisi dan militer dikerahkan untuk menegakkan aturan dan ribuan orang ditahan.

Pihak berwenang juga menahan ratusan pekerja migran dengan menuduh mereka menjadi penyebar virus.

"Dengan lockdown pertama, saya merasa ada rasa sepakat jika kami akan bisa melandaikan kurva," kata Mike warga asal Australia yang sudah tinggal di Malaysia selama 11 tahun.

Malaysia kemudian melonggarkan pembatasan setelah bulan Mei dan mengadakan pemilihan umum untuk negara bagian Sabah di bulan September meski ada peringatan kemungkinan melonjaknya kasus.

"Kehidupan politik di Malaysia memang tidak stabil," kata Qistina.

"Pemilihan di negara bagian Sabah adalah hasil manuver politik dan pendapat jika tidak cukup suara untuk mendukung pemerintah bila tidak diadakan pemilihan."

Banyak politisi, staf dan juga warga biasa yang harus melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Sabah yang terletak di Pulau Kalimantan.

Hasil pemilu memberi kemenangan bagi koalisi yang memerintah pimpinan PM Muhyidin, namun ia kemudian mengatakan pemilihan itu menjadi sebab peningkatan kasus corona.

"Khususnya di awal-awal masa pandemi, beberapa politisi tidak menunjukkan perilaku mengikuti protokol kesehatan yang memberikan contoh bagus kepada masyarakat," kata Dr Suan Ee Ong, seorang dokter Malaysia yang bekerja di lembaga pemikir di Singapura Research for Impact kepada ABC.

Mike, yang meminta nama lengkapnya tidak disebut karena takut dengan reaksi pemerintah Malaysia mengatakan pemilihan di Sabah menjadi titik balik dukungan publik.

"Ada beberapa menteri yang kembali dari luar negeri dan tidak menjalani karantina. Sejak awal September mulai terlihat keadaan perlahan memburuk," katanya.

Di pertengahan Oktober, ratusan kasus baru muncul setiap hari.

Menteri Agama Zulkifli Mohamad Al-Bakri mengumumkan dia positif sehingga membuat hampir seluruh anggota kabinet PM Muhyidin harus melakukan isolasi.

Sejak itu beberapa menteri juga menyatakan diri positif.

Di akhir pekan kemarin, Menteri Urusan Peranan Perempuan, Rina Harun juga menyatakan diri positif disusul Menteri Urusan Ekonomi Mustapa Mohamad.

Beberapa menteri kabinet juga harus melakukan isolasi karena menjalin kontak dengan rekan-rekannya.

Pemerintah Malaysia kemudian mencabut larangan bepergian di awal Desember.

"Saya kira itu menjadi salah satu penyebab juga meningkatnya kasus, karena perjalanan turis domestik meningkat, warga mulai berkunjung mendatangi keluarga dan teman di negara bagian lain," kata Dr Ong.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: