Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dipasang di Kapal Selam, Ancaman Rudal Balistik Korut Bukan Kaleng-kaleng

Dipasang di Kapal Selam, Ancaman Rudal Balistik Korut Bukan Kaleng-kaleng Kredit Foto: Getty Images/AFP
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Utara (Korut) memamerkan rudal balistik baru yang diyakini dapat diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Rudal tersebut ditampilkan pada parade Kamis malam, menutup pertemuan politik selama seminggu dengan unjuk kekuatan militer.

Para pejabat Korut telah bertemu di Pyongyang untuk kongres partai pertama sejak 2016.

Baca Juga: Ambisi Nyata Kim Jong-un Bangun Militer Paling Kuat, Mau Lawan Siapa Sebenarnya?

Foto oleh media pemerintah menunjukkan pemimpin Korut, Kim Jong-un, tampak hadir dalam acara tersebut. Dibalut mantel kulit dan topi bulu, diktator muda Korut itu tampak tersenyum dan melambaikan tangan. Ia mengawasi pawai itu di Lapangan Kim Il-sung di Pyongyang.

Parade tersebut menampilkan barisan tentara yang berbaris, serta berbagai perangkat keras militer termasuk tank dan peluncur roket.

Diakhir parade, sejumlah varian baru dari apa yang dikatakan para analis tampaknya merupakan rudal balistik jarak pendek dan SLBM meluncur ke alun-alun dengan truk.

"Senjata paling kuat di dunia, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, memasuki alun-alun satu demi satu, dengan kuat menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata revolusioner," kantor berita KCNA melaporkan seperti dinukil dari Reuters, Jumat (15/1/2021).

Korut telah melakukan uji coba beberapa SLBM dari bawah air, dan para analis mengatakan sedang berusaha mengembangkan kapal selam untuk membawa rudal tersebut.

Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah Korut menunjukkan SLBM diberi label Pukguksong-5, berpotensi menandai peningkatan dari Pukguksong-4 yang diresmikan pada parade militer yang lebih besar pada bulan Oktober lalu.

"Rudal baru pasti terlihat lebih panjang," kata Michael Duitsman, seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) yang berbasis di California, di Twitter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: