Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kantongi Izin, Investree Lebarkan Sayap ke Filipina

Kantongi Izin, Investree Lebarkan Sayap ke Filipina Kredit Foto: Investree
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan joint venture berbasis fintech antara Filinvest Development Corp. (FDC) yang dimiliki oleh Keluarga Gotianun dengan Investree Singapore Pte. Ltd. resmi menerima persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina (SEC) untuk mengoperasikan platform crowdfunding pertama untuk pembiayaan UKM di Filipina.

Peresmian ini sekaligus menandai penerbitan perizinan pertama bagi perusahaan di Filipina sejak SEC merilis aturan dan regulasi pelaksanaan baru pada tahun 2019.

Tak jauh beda dengan Investree Indonesia yang telah lima tahun berdiri sebagai pionir fintech lending, Investree Philippines mempunyai misi untuk mengatasi kesenjangan kredit sebesar lebih dari $200 miliar bagi UMKM yang sulit mendapat akses pendanaan di Filipina.

Baca Juga: Investor Besar Diwajibkan Bermitra dengan UMKM

“FDC bangga bisa menghadirkan platform resmi dan berizin pertama di Filipina serta berkontribusi terhadap pengembangan UKM melalui Investree Philippines, terutama dalam masa pemulihan ekonomi di tengah pandemi seperti sekarang. Kami percaya bahwa Investree dapat menjadi solusi terbaik bagi UKM yang ingin membangun kembali dan mengembangkan usaha mereka sekaligus mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi negara,” ujar Presiden dan CEO FDC, Josephine Gotianun-Yap dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (15/1/2021).

Co-Founder Investree dan CEO Regional, Adrian Gunadi, menambahkan, bersama FDC, dirinya percaya Investree Philippines akan mampu mendorong peningkatan inklusi keuangan di Filipina.

"Ekosistem FDC yang kuat termasuk EastWest Bank dan pemahaman mereka tentang pasar lokal akan menghubungkan pemberi pinjaman dan UKM secara lebih lancar. Dengan bersinergi dengan FDC pun, sekarang kami memiliki model operasi dan bisnis yang solid untuk memastikan layanan optimal dalam rangka mendukung pertumbuhan UKM di kawasan Filipina," ungkapnya.

Nyatanya, UKM mempunyai kebutuhan keuangan yang lebih besar meskipun dianggap sebagai bisnis dengan kebutuhan keuangan mikro, tetapi terlalu kecil untuk dapat dilayani secara efektif oleh model perbankan umum. Hal ini dikarenakan UKM seringkali terkendala permasalahan seperti kurangnya agunan dan riwayat kredit yang biasanya dibutuhkan perbankan, sehingga menciptakan kesenjangan kredit keuangan untuk segmen “menengah” ini.

“UKM adalah tulang punggung perekonomian Filipina, menyumbang 35% dari PDB negara dan mempekerjakan lebih dari 60% tenaga kerja lokal. Namun segmen ini kurang terlayani,” kata Xavier Marzan, Managing Director f (dev) yang mempelopori inisiatif ini.

f(dev) adalah anak perusahaan FDC yang bergerak di bidang venture and innovation dan sepenuhnya dimiliki oleh Filinvest Development Corporation.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: