Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas! Limbah Medis Covid-19 Diproyeksi Makin Meningkat

Awas! Limbah Medis Covid-19 Diproyeksi Makin Meningkat Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 memicu peningkatan sampah medis. Limbah plastik ini dikhawatirkan memicu persoalan baru. Deputi bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono, mengatakan jumlah sampah medis penanganan Covid-19 diproyeksi makin meningkat.

Untuk itu, butuh metode pengelolaan sampah medis yang baru. "Semenjak masa pandemi, penggunaan masker medis pada masyarakat umum makin meningkat sehingga perlu antisipasi terhadap limbah masker medis," ungkap Agus di Jakarta pada akhir pekan lalu.

Baca Juga: Tahapan Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid-19 | Infografis

Selama pandemi, plastik banyak digunakan sebagai bahan baku APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker kesehatan, tutup kepala, sarung tangan, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan peningkatan sampah plastik di lingkungan yang berpotensi meningkatkan mikroplastik di perairan dan laut.

Agus menyebut, saat ini Pusat Penelitian Kimia LIPI telah mengembangkan berbagai metode untuk mendaur ulang masker medis. Metode itu disebut dengan metode kristalisasi.

"Metode ini terbilang mudah diterapkan untuk berbagai jenis plastik bahan baku APD seperti polipropilena, polietilena, polistirena, maupun polivinil klorida. Kualitas produk hasil daur ulang terjamin tetap tinggi karena tidak terdegradasi oleh pemanasan," ujar Agus.

Tahapan-tahapan dalam proses daur ulang plastik medis dengan rekristalisasi ini meliputi pemotongan plastik bila diperlukan, pelarutan plastik, pengendapan pada antipelarut, dan penyaringan. Metode itu menghasilkan plastik murni tanpa degradasi yang memiliki manfaat/fungsi dapat digunakan lagi sebagai plastik untuk tujuan medis dengan kualitas yang serupa.

Sementara itu, Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI Sunit Suhendra mengungkapkan, bahan sampah medis yang sangat ringan karena mengandung lebih dari satu bahan plastik atau polimer sulit didaur ulang dengan minimnya metode daur ulang yang ada.

Menurutnya, metode pengolahan sampah plastik yang ada selama ini meliputi pembakaran daur ulang dengan cara pelelehan kembali untuk membentuk granula atau pelet. Metode ini pun, menurut Sunit, terkendala proses pengumpulan dan prapemilahan yang tidak mudah, serta kemungkinan persyaratan sterilisasi sebelum dilakukan langkah-langkah pendaur-ulangan.

"Metode kristalisasi memungkinkan terjadinya degradasi yang sangat rendah karena tidak adanya shear dan stress seperti pada proses daur ulang biasa. Hal ini menghasilkan plastik kristal yang dapat digunakan lagi dengan kualitas sangat baik," jelas Sunit.

Sunit menjabarkan bahwa selain dapat diterapkan pada hampir semua jenis plastik seperti PE (Polyethylene), PP (Polypropylene), PVC (Polyvinyl Chloride), PS(Polystyrene), metode kristalisasi juga memiliki banyak keunggulan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: