Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keamanan Siber bagi Usaha Kecil dan Menengah di Asia Pasifik

Oleh: Wahjudi Purnama, Business Group Lead, Modern Work & Security, Microsoft Indonesia

Keamanan Siber bagi Usaha Kecil dan Menengah di Asia Pasifik Kredit Foto: Shutterstock/LookerStudio

Tips untuk Mengamankan UKM dari Ancaman Keamanan Siber

Demi menjaga kelangsungan bisnisnya, UKM dapat menjaga informasi intelektual dan pribadi organisasi mereka. Caranya:

Investasi ke teknologi perlindungan keamanan endpoint berbasis cloud. Teknologi keamanan pada dasarnya akan meningkatkan produktivitas dan kolaborasi melalui pengalaman inklusif penggunanya. Dengan peralihan ke bekerja jarak jauh, sangat penting bagi UKM untuk memberdayakan karyawan untuk bisa bekerja kapan saja dan di mana saja.

Miliki rencana untuk perangkat. Karyawan cenderung menggunakan data bisnis yang sensitif di berbagai perangkat. Jadi, bersiaplah untuk potensi kerentanan ini dengan memasukkan keamanan perangkat seluler ke dalam rencana keamanan siber Anda.

Baca Juga: Rangkaian Kejahatan Siber Tahun 2020 di Asia Tenggara Versi Kaspersky

Atur otentikasi multi-faktor (multi-factor authentication) untuk masuk ke aplikasi dan sistem. Tindakan ini memberikan lapisan tambahan di atas kata sandi yang kuat dan merupakan cara penting untuk mengurangi risiko peretasan identitas. Pengguna akan menerima kode numerik melalui email atau pesan teks dan memasukkannya bersamaan dengan kata sandi mereka untuk mendapatkan akses. Fitur biometrik seperti Windows Hello juga dapat membantu mempercepat dan mengamankan proses login.

Mulailah menerapkan Zero Trust. Strategi Zero Trust telah berpindah dari sebuah opsi menjadi prioritas bisnis, dengan pergeseran industri ke bekerja dari jarak jauh. Perusahaan yang mengandalkan solusi keamanan tradisional seperti firewall lebih rentan terhadap serangan bertema COVID-19. Arsitektur Zero Trust akan menjadi standar industri, berarti setiap orang akan lambat laun mengikuti strategi Zero Trust.

Menilai risiko dan kerentanan. Keamanan siber mendukung ketahanan operasional. Carilah konsultan eksternal untuk menguji sistem anda yang memiliki akses eksternal, seperti situs web, online drive, dan folder. Buat prosedur yang harus diikuti jika terjadi pelanggaran dan jadikan keamanan jaringan dan komputer prioritas utama, setara dengan prioritas bisnis utama lainnya. Setelah itu, evaluasi secara berkala ambang batas risiko dan kemampuan untuk menjalankan proses ketahanan siber melalui kombinasi upaya manusia dan produk serta layanan teknologi.

Perbarui perangkat lunak dan sistem Anda secara terus menerus. Pastikan Anda menjalankan software dan patch keamanan versi terbaru. Konfigurasikan keamanan jaringan dengan benar dan gunakan software antivirus.

Backup semua data Anda sebagai perlindungan terhadap serangan ransomware. Gunakan penyedia cloud selain backup di kantor.

Memanfaatkan solusi keamanan terintegrasi berbasis cloud. Tenaga kerja jarak jauh telah menunjukkan kepada kami bahwa keamanan harus melebihi solusi yang digunakan di atas infrastruktur yang ada. Solusi keamanan terintegrasi mempermudah pengembangan strategi ketahanan dunia maya yang komprehensif untuk berbagai kemungkinan.

Pelatihan karyawan sangat penting; karyawan dapat menjadi garis pertahanan pertama Anda terhadap ancaman dunia maya. Pada tahun 2019, Microsoft memblokir lebih dari 13 miliar email berbahaya dengan 1,6 miliar di antaranya merupakan ancaman phishing email berbasis URL. Pastikan untuk secara aktif mengomunikasikan kebijakan keamanan kepada karyawan Anda, bersamaan dengan pelatihan pencegahan dan panduan dalam melaporkan email yang mencurigakan.

Memiliki empati digital: Karena pandemi, kita harus beradaptasi dengan cara hidup baru di rumah dan di tempat kerja. Saat seperti ini, kita perlu berempati atau memiliki kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Selama masa gangguan dan perubahan yang konstan ini, empati dapat mengurangi stres dan menyatukan tim. Dengan menerapkan empati pada solusi digital, kita dapat membuatnya lebih inklusif. Dalam keamanan siber, itu berarti membangun alat yang dapat mengakomodasi berbagai kelompok orang yang  penuh perubahan. Itu juga berarti mengembangkan teknologi yang tepat.

Keamanan adalah Landasan Pemberdayaan Digital

Penjahat dunia maya akan selalu mencari cara untuk menyerang dan mencuri data. Jadi, keamanan harus menjadi tanggung jawab individu dan dipraktikkan dengan cermat. Kita perlu menerapkan budaya internet yang baik dan ingat bahwa kita semua memiliki peran dalam keamanan data pribadi dan organisasi kita.

Meskipun kita tidak dapat memprediksi ancamannya, penting bagi setiap pemimpin bisnis dan karyawan untuk memiliki pola pikir digital security first. Kita juga harus memiliki empati digital untuk memastikan bahwa kolega kita terus merasa terlibat demi memastikan kelangsungan dan ketahanan bisnis.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: