Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Temukan Pandemi Corona Berdampak Negatif pada Kesehatan Mental, Begini Penjelasannya

Pakar Temukan Pandemi Corona Berdampak Negatif pada Kesehatan Mental, Begini Penjelasannya Kredit Foto: Shutterstock

Pikiran kita lebih dari sekadar pemroses data. Pikirkan tentang semua kemampuan otak kita, seperti memahami pikiran manusia lain, merasakan sakitnya, menanggapinya.

Empati, altruisme, dan kerja sama adalah kemampuan yang asing bagi mesin mana pun, dan itu sangat penting bagi kehidupan kita.

Kita tidak boleh lupa bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial.

Otak telah berevolusi selama jutaan tahun. Bisakah evolusi dibalik oleh kecerdasan buatan, teknologi baru, atau faktor lainnya?

Justru karena ini adalah produk dari jutaan tahun evolusi, dibutuhkan ribuan tahun untuk melihat perubahan di otak.

Melihat sejarah evolusi kita, tidak ada perubahan besar dalam penampilan fisik manusia selama 200.000 tahun terakhir.

Sulit untuk berpikir bahwa struktur otak akan berubah secara drastis dalam beberapa abad mendatang.

Evolusi otak juga tidak akan terbalik, karena fungsi yang dibutuhkan untuk tugas-tugas tertentu, seperti menghafal data atau melakukan operasi matematika tertentu, membutuhkan lebih banyak fungsi.

Tetapi penting untuk waspada terhadap stres yang ditimbulkan oleh ketergantungan yang berlebihan pada teknologi, karena kita tahu bahwa stres kronis berdampak negatif pada kesehatan dan otak kita.

Apakah kita lebih didominasi otak kita, atau emosi kita?

Ini pertanyaan yang sangat bagus. Kita dipengaruhi keduanya, karena dua hal itu bukanlah hal yang berbeda.

Emosi bertempat di otak kita dan merupakan pusat dari kehidupan kita.

Emosi mempengaruhi emosi kita karena kita mengingat dengan jelas hal-hal yang membuat emosi kita tergerak.

Misalnya, semua orang mengingat apa yang mereka lakukan pada 11 September 2001 ketika Menara Kembar diserang, tapi tak ada yang mengingat apa yang mereka lakukan sehari sebelumnya.

Selain itu, emosi memengaruhi proses pengambilan keputusan kita.

Dengan cara yang disederhanakan, kita memiliki dua sistem untuk membuat keputusan: satu otomatis dan cepat, yang merupakan produk mekanisme evolusi, dan yang lainnya, lambat dan rasional.

Selama satu hari, kita membuat banyak keputusan yang membutuhkan waktu seperseribu detik. Pilihan-pilihan ini didasarkan pada mekanisme otomatis yang ditentukan oleh emosi.

Pada kenyataannya, hanya ada sedikit keputusan yang kami buat dengan sistem lambat, di mana kita mempertimbangkan pro dan kontra dari suatu situasi.

Kita dibimbing oleh emosi kita; rasionalitas biasanya merupakan penjelasan setelah kita membuat keputusan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: