Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penerapan PPKM Butuh Dukungan Penuh Seluruh Masyarakat

Penerapan PPKM Butuh Dukungan Penuh Seluruh Masyarakat Kredit Foto: Antara/Akbar N Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaksaanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membutuhkan dukungan masyarakat. Hal ini untuk menekan penularan kasus Covid-19. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, penerapan PPKM bertujuan agar masyarakat tetap produktif di tengah pandemi dan tidak tertular Covid-19. 

Baca Juga: Satgas IDI Nilai Perpanjangan PPKM Kurang Efektif Bendung Covid-19

"Dalam satu minggu pelaksanaan PPKM, belum adanya perubahan yang signifikan. Pelaksanaan intervensi membutuhkan waktu untuk lebih efektif dan berkontribusi dalam perubahan situasi ke arah yang lebih baik," ujar Wiku saat memberi keterangan pers tentang perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (21/1). 

Belajar dari pengalaman DKI Jakarta  melakukan intervensi PSBB, terlihat pada 14 September-5 Oktober 2020. Saat itu, PSBB diperketat dilakukan setelah PSBB transisi selama 5 kali berturut-turut sejak 5 Juni hingga 13 September 2020.

Pembelajaran ini menurutnya, sangat penting, karena melihat grafik datanya menunjukkan perkembangan kenaikan kasus signifikan mencapai 7 kali lipat dari awal PSBB transisi. 

Sehingga Pemerintah Provinsi DKI mengambil langkah tegas memperketat selama 4 minggu. Rinciannya, pada awal PSBB 14 September, penambahan kasus positif mingguan berjumlah 7.746 kasus dan masih bertambah di minggu kedua mencapai 8.477 kasus. 

Pada grafiknya juga terlihat penurunan pada minggu ketiga PSBB ketat, yaitu 8.409 kasus. Penurunan ini bertahan selama 4 minggu hingga akhirnya meningkat lagi pada 2 November 2020 hingga saat ini. 

"Kita dapat menarik pembelajaran yang penting, bahwa dampak dari intervensi yang dilakukan baru akan muncul pada minggu ketiga pelaksanan intevensi tersebut. Sedangkan, dampak kejadian yang memicu penularan seperti libur panjang, lebih cepat yaitu dalam 7 - 10 hari saja," jelas Wiku. 

Untuk itu dibutuhkan kedewasaan  dan rasa tanggung jawab dari masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku. 

"Apabila kita semua belum mampu belajar dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, maka seperti yang tampak pada grafik, penurunan kasus hanya akan terjadi sesaat. Dan hal ini akan terjadi lagi setelah pembatasan kegiatan berakhir," tegas Wiku.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: