Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyaallah, Arab Saudi Yakin Akan Mesra dengan Pemerintahan Joe Biden

Masyaallah, Arab Saudi Yakin Akan Mesra dengan Pemerintahan Joe Biden Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Riyadh -

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, mengatakan kerajaan optimis akan memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Sabtu (23/1/2020). 

Riyadh akan terus berbicara dengan Washington mengenai kesepakatan nuklir Iran. "Saya optimis. Arab Saudi telah membangun hubungan historis yang kokoh di mana dia bekerja dengan berbagai pemerintahan. Kami akan terus melakukannya juga dengan Presiden Biden," kata Pangeran Faisal dalam wawancara dengan Arabiya TVBaca Juga: AS Dipimpin Joe Biden-Kemala Haris, Politik Dan Ekonomi Dunia jadi Adem

Pangeran Faisal mengatakan, Riyadh akan terus berkonsultasi dengan Washington sehubungan dengan kesepakatan nuklir Iran. Amerika Serikat menarik diri pada 2018 dari kesepakatan Nuklir 2015 antara negara-negara besar dan Iran, dalam perjanjian itu Teheran harus menahan program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi. Baca Juga: Ketika Orang Berbondong-Bondong Ambil Untung, BCA Justru Dapat Ratusan Miliar Rupiah!

"Saya yakin pada dasarnya konsultasi akan mencapai kesepakatan yang solid dan kuat yang memperhitungkan kegagalan Iran untuk mematuhinya. ..dengan faktor pemantauan yang kuat untuk memastikan implementasi perjanjian," kata Pangeran Faisal. 

Biden berjanji pada jalur kampanye pemilihan untuk menilai kembali hubungan dengan Arab Saudi. Dia mengatakan akan mengambil sikap yang lebih tegas pada catatan hak asasi manusia Arab Saudi dan perang Yaman yang menghancurkan. 

Sedangkan masalah Teheran, Biden menyatakan jika Iran melanjutkan kepatuhan ketat dengan perjanjian, Washington juga akan melakukannya. Saudi dan sekutunya di Teluk termasuk Uni Emirat Arab, prihatin tentang rudal balistik Iran dan jaringan proksi regional. 

Kedua negara itu mendukung kampanye tekanan maksimum Donald Trump ke Teheran. Salah satu langkah yang paling didukung dengan menyambut baik keputusan presiden Amerika Serikat sebelumnya untuk keluar dari kesepakatan nuklir dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran. 

Mereka mengatakan bahwa kali ini mereka harus diikutsertakan dalam setiap negosiasi potensial antara pemerintahan Biden dan Iran mengenai kesepakatan nuklir baru. Desakan ini untuk memastikan hal itu mengatasi kemampuan rudal Iran dan aktivitas jahatnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: