Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PM Italia Diprediksi Bakal Resign, Sambil Bentuk Pemerintahan Baru, Mungkinkah?

PM Italia Diprediksi Bakal Resign, Sambil Bentuk Pemerintahan Baru, Mungkinkah? Kredit Foto: Rawpixel
Warta Ekonomi, Roma, Italia -

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte hampir mencapai keputusan untuk mengundurkan diri, namun kemudian berharap untuk membentuk pemerintahan baru yang dapat mengandalkan mayoritas yang lebih luas, sebagaimana dilaporkan harian nasional, Senin.

"Tujuan saya adalah menemukan kesepakatan yang memberikan perspektif politik yang jelas untuk memerintah hingga akhir legislasi," kata Conte, menurut surat kabar La Repubblica.

Baca Juga: Orderan Vaksin Gak Sampai-sampai, Italia Murka dan Mau Sidang Pfizer

Laporan itu menambahkan bahwa Conte kemungkinan menyerahkan pengunduran dirinya kepada kepala negara paling cepat Selasa, dan kemudian membentuk koalisi baru yang akan menarik anggota parlemen berhaluan tengah, yang disebut "bertanggung jawab".

Belum ada komentar langsung dari kantor perdana menteri. Pemerintahan Conte dilanda kekacauan awal bulan ini ketika mitra junior, partai Italia Viva yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Matteo Renzi, menarik diri dari kabinet akibat pertikaian terkait penanganan krisis virus corona.

Meskipun Conte selamat dari pemungutan suara di parlemen minggu lalu soal mosi percaya, dia gagal mengamankan mayoritas absolut di Senat. Karena itu, dia akan bergulat dalam memberlakukan agenda kebijakan apa pun --kecuali dapat menarik dukungan baru.

Perdana menteri telah mengimbau para anggota Senat yang berhaluan tengah dan tidak selaras untuk bergabung dengan jajaran pemerintah, tetapi sejauh ini hanya sedikit yang menanggapi.

Surat kabar Corriere della Sera mengatakan Conte ingin Renzi kembali. Ia juga ingin menciptakan "pemerintahan keamanan nasional", yang juga akan mendapat dukungan dari beberapa politisi kanan-tengah moderat.

Untuk memberi tekanan pada anggota parlemen, partai-partai utama yang berkuasa mengatakan pemilihan cepat yang berlangsung dua tahun lebih cepat dari jadwal akan menjadi satu-satunya jalan keluar dari kebuntuan politik, kecuali solusi dapat segera ditemukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: