Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Ini, Belanda Ogah Cabut Aturan Jam Malam Usai Kerusuhan di 3 Malam

Gegara Ini, Belanda Ogah Cabut Aturan Jam Malam Usai Kerusuhan di 3 Malam Kredit Foto: AFP/Getty Images/Robin Van Lonkhuijsen
Warta Ekonomi, Amsterdam -

Pemerintah Belanda menegaskan tidak akan mencabut aturan jam malam. Kebijakan jam malam adalah salah satu aturan yang ditelurkan pemerintah Belanda dalam upaya mengendalikan penyebaran virus corona.

Hingga saat ini, menurut data dari Universitas Johns Hopkins kasus Covid-19 di Belanda tercatat mendekati angka satu juta sejak pertama kali wabah menyebar, dengan jumlah kematian 13.500 jiwa.

Baca Juga: Bravo! Polisi Belanda Sukses Ciduk El Chapo Asia, Buronan Paling Dicari Sejagat

Kebijakan ini memicu aksi protes dengan kekerasan selama tiga malam berturut-turut. Toko-toko di Rotterdam dan sejumlah kota lainnya telah dijarah.

Menteri Keuangan Wopke Hoekstra mengatakan “sampah masyarakat” yang telah melakukan aksi tak terpuji itu. Lebih dari 180 orang ditangkap.

Kepala Kepolisian Belanda mengatakan, kerusuhan-kerusuhan yang terjadi tidak lagi punya kaitan dengan hak dasar untuk berdemonstrasi.

Perdana Menteri (PM) Mark Rutte mengatakan kejahatan kriminal harus dihentikan.

Para pemilik toko di Rotterdam, DenBosch dan kota lainnya menghabiskan waktu mereka pada Selasa (26/1/2021) pagi untuk membersihkan puing-puing, sisa kerusuhan yang terjadi pada malam hari sebelumnya.

Wali Kota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb menyampaikan pesan kuat kepada “para pencuri yang memalukan” yang telah menyebabkan kerusakan.

“Apakah ini membuat kalian merasa senang, bahwa kalian sudah menghancurkan kota sendiri? Untuk membangun lagi dengan tas yang penuh barang curian di samping kalian?,” terangnya.

Aturan jam malam mulai pukul 21:00 - 04:30 waktu setempat telah diberlakukan akhir pekan kemarin sebagai langkah mengendalikan virus corona.

Setiap orang yang melanggar aturan ini akan dikenakan denda 95 euro atau Rp1,5 juta.

Menteri Kehakiman Ferd Grapperhuis mengatakan tidak akan menyerah kepada segerombolan orang-orang bodoh.

Menteri Keuangan Hoekstra mengatakan siapa pun yang membuat kerusakan harus diburu dan diminta untuk menggantinya.

Sebelumnya, Polisi anti huru-hara di Belanda kembali bentrok dengan para pengunjuk rasa yang menentang kebijakan jam malam sejak kericuhan dimulai akhir pekan lalu.

Di Rotterdam, kepolisian melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata, setelah perintah darurat yang dikeluarkan wali kota gagal menenangkan para pengunjuk rasa.

Kericuhan dimulai pada akhir pekan lalu saat para pengunjuk rasa menolak aturan pembatasan dalam rangka pengendalian virus corona.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: