Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Apa Nih, Kok Anak Buah Anies Telepon Menteri Luhut? Menteri Sandi Ikut Dibawa-bawa

Ada Apa Nih, Kok Anak Buah Anies Telepon Menteri Luhut? Menteri Sandi Ikut Dibawa-bawa Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), mengaku dirinya menelepon Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, untuk berkordinasi soal penanganan Pandemi COVID-19.

Ariza yang merupakan Wakilnya Anies Baswedan meminta pemerintah pusat menambah fasilitas rumah sakit di Botabek sehingga pasien COVID-19 bukan warga Jakarta bisa dirawat di daerah masing-masing. Baca Juga: Tepati Janji ke Gus Dur, Luhut Hibahkan Tanah 10 Ha untuk PBNU

"Nah yang ketiga ini yang mudah-mudahan dalam waktu dekat terus kami koordinasikan. Tadi juga saya bertelepon dengan Pak Menko (Luhut) mudah-mudahan ada penambahan nanti di daerah Botabek. Jadi pemerintah pusat akan membantu mudah-mudahan meningkatkan kapasitas kemampuan dari daerah-daerah di luar Jakarta yaitu Botabek. Apakah rumah sakitnya, nakesnya, ICU, dan sebagainya. Itu harapan kami," ucapnya kepada wartawan, di TPU Rorotan, Rabu (27/1/2021). Baca Juga: Kata Luhut Soal Kebijakan WFH 75%: Kita Terserah Pak Anies Saja

Lanjutnya, ia mengatakan selama ini Jakarta telah melayani pasien COVID-19 yang merupakan warga non-Jakarta. "Sehingga yang selama ini kami melayani menampung tidak kurang dari 24 persen, bahkan bisa 28, 30 persen pasien non Jakarta," terangnya.

Karena itu, ia berharap ke depannya pemerintah pusat dapat membantu daerah di luar Jakarta agar bisa menampung warganya yang terpapar COVID-19. 

"Mudah-mudahan ke depan dengan dukungan dari pemerintah pusat yang akan membantu daerah Botabek di luar Jakarta nanti bisa tertampung di daerah masing-masing. Kemudian lagi yang di Jakarta maka okupansinya semakin menurun. Jadi kalau angkanya sampai 24, kalau dikurangi saja 24 persen dia berarti cuma 60 persen okupasi RS di Jakarta karena 24 kita menerima pasien dari non Jakarta. Bahkan angkanya bisa sampai 28-30 range-nya bisa sampai 24-30," papar Ariza.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: