Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makan Gorengan Tanpa Khawatir, Ini 3 Kiat yang Wajib Dipahami saat Memasak

Makan Gorengan Tanpa Khawatir, Ini 3 Kiat yang Wajib Dipahami saat Memasak Kredit Foto: Unsplash/Emmy Smith
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagian besar masyarakat memang akrab dengan gorengan atau makanan yang digoreng. Meski kerap disebut sebagai ‘musuh kesehatan’, gorengan tetap masih menjadi favorit berbagai kalangan.

Dokter Gizi Klinik, dr. Maya Surjadjaja, Sp.GK, M.Gizi, mengatakan sebenarnya gorengan bukan berarti sepenuhnya salah atau tidak ada manfaatnya sama sekali bagi tubuh. Terkait makanan sehat, memang berhubungan dengan banyak faktor, mulai dari bahan makanan, proses memasak maupun alat masak yang digunakan.

Baca Juga: Kisah dr Tirta, dari Penjualan Gorengan hingga Miliki Bisnis 47 Cabang

Istilah menggoreng juga disebut sudah ada sejak lama atau zaman Mesir Kuno, 1600 tahun lalu.

“Menggoreng itu beda-beda, ada yang goreng di pan, tumis, dicemplungkan, semestinya memasak tidak melebihi suhu 100 derajat. Kenapa gorengan masih tidak mati walapun sudah teriak-teriak tidak boleh, karena mudah dan enak. Gorengan juga tekstur, aromanya beda,” kata Maya dalam Peluncuran Tepung Bumbu Serbaguna Bervitamin Terbaru Sasa, Kamis (28/1/2021).

Maya mengatakan dalam  proses menggoreng, ada yang namanya reaksi Maillard atau saat molekul gula sederhana dan protein dipanaskan pada suhu tertentu. Reaksi karbo dan protein ini terbentuk beberapa saat, tapi reaksi ini tetap dibutuhkan. Karena jika tidak ada reaksi ini, gorengan juga tidak mendapatkan hasil kecokelatan.

Dengan adanya reaksi ini, akan keluar rasa yang unik dari proses menggoreng. Ada produk perantara yang sebetulnya cukup sehat dan tidak merugikan untuk tetap bisa mengonsumsi gorengan. 

Bijak pilih minyak 

Lebih lanjut Maya menambahkan minyak goreng juga memiliki kandungan baik, seperti omega 3-6-9. Minyak kelapa, sawit dan zaitun, misalnya, merupakan jenis minyak yang baik.

"Di dunia selalu ada pro kontra, nggak ada yang 100 persen. Tapi dalam minyak ada beberapa asam lemak, termasuk minyak kelapa yang dipanaskan 180 derajat, kualitasnya masih lumayan bagus," tambah dokter yang juga praktik di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: