Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Wildan Aulia: The Journey of Video Creator in Pandemic Era

KOL Stories x Wildan Aulia: The Journey of Video Creator in Pandemic Era Kredit Foto: Instagram/Wildan Aulia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Video creator menjadi kata yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Apalagi semenjak munculnya platform media sosial seperti Instagram dengan Selebgram-nya atau YouTube dengan Youtuber-nya dan TikTok dengan Tiktoker-nya yang sudah banyak melahirkan creator lokal yang berhasil mendulang sukses yang luar biasa. Lihat saja, Atta Halilintar, Ria Ricis, Raditya Dika, Arief Muhammad, hingga Deddy Corbuzier.

Melihat kesuksesan yang telah banyak dinikmati oleh para content creator pun membuat masyarakat dari berbagai kalangan baik muda, tua, politisi, artis, dokter, arsitek, koki, make up artist, gamer, hingga masyarakat biasa ngiler bukan main. Banyak yang mencoba-coba peruntungan untuk menjadi content creator hingga melakukan berbagai macam cara. Pasalnya, videographer kini menjadi salah satu profesi yang banyak dipilih untuk memupuk pundi-pundi. 

Baca Juga: KOL Stories x Cynthia Ganesha: Resep Sukses Ibu Si Menteri Keuangannya Keluarga

Namun, bagaimanakah agar kita bisa menjadi content creator expert yang berkelanjutan dan bukan hanya memanfaatkan momen semata? Warta Ekonomi melalui program KOL Stories akan membahasnya bersama dengan Wildan Aulia seorang Freelance Videographer dan Art Director di @jakarta.keras yang sangat tertarik dengan tantangan serta sesuatu yang baru. 

Apa kabar Mas Wildan? Di awal tahun 2021 yang disebut sebagai tahun kebangkitan ini, kesibukannya apa sih Mas?

Saat ini saya sibuk mengurus konten. Selanjutnya, saya juga ingin membuat video dokumenter di channel Komunitas Ciledug Society tentang habbit masyarakat di tempat kelahiran saya ini. 

Sejak kapan memutuskan untuk menjadi video creator? Dan apa yang melatar belakangi keputusan tersebut?

Jadi saat pertama kali berkecimpung di dunia video creator karena saya tidak merasa nyaman bekerja di kantor. Kemudian, latar berlakang pendidikan saya juga sejalan dengan profesi content creator, SMA mengambil multimedia, dan kuliah di jurusan periklanan. Awalnya saya menekuni profesi sebagai content creator karena itu merupakan hobi saya, kemudian ketika saya fokuskan, ternyata lambat laun bisa menjadi hal yang menguntungkan untuk saya. 

Dulu, saya pernah kerja kantoran. Setelah satu bulan menjalaninya, Ternyata saya menyadari bahwa ini bukan jalan saya. Kemudian saya menggarap proyek pertama saya, yaitu company profile. Dari bekerja di kantor selama sebulan itulah justru mendapat ajakan dari teman saya untuk membuat company profile.

Seperti yang kita ketahui, ternyata Mas Wildan ini juga Art Director di @jakarta.keras. Sebagai art director, biasanya Mas Wildan ngapain aja nih mas dalam melaksanakan tugasnya?

Art director tugasnya menentukan konsep visual, menyusun budget, timeline, layout art, dan masih banyak lagi. Untuk di @jakarta.keras sendiri, saya mengurus ide program dan eksekusinya. Jadi ketika teman-teman ingin membuat program, saya akan menyaring berbagai ide yang akan menjadi kesimpulan untuk menentukan konten.

Setelah konten tersebut final, kemudian saya juga mengurusi rancangan konten seperti pengambilan gambar. Jadi jika konten tersebut sudah jalan, maka konten tersebut sudah memiliki template-nya. 

Apa sih mas suka dukanya menjadi seorang video creator?

Pertama, dukanya. Karena tidak ada gaji bulanan, penghasilan freelance video creator tidak menentu. Kemudian mungkin dipandang sebelah mata, tidak seperti kerja kantoran. Kedua, bagian sukanya, yaitu menjadikan hobi sebagai profesi yang bisa menghasilkan uang. Selain itu, kita bisa sesuka hati membuat konten, berbeda dengan kerja kantoran yang mendapat tuntutan dari atasan. Mungkin itu sih.   

Di saat pandemi seperti ini, penghasilan Mas Wildan sebagai video creator itu bagaimana? Apakah berkurang atau semakin melonjak?

Jika berbicara konten sebagai freelance videographer, tidak bisa dipungkiri ada beberapa client yang minta penundaan. Proyek yang ditunda biasanya itu berupa company profile. Namun di @jakarta.keras masih terus berjalan. Maka dari itu saya memiliki ide untuk membuat konten video documenter bersama teman-teman di daerah Ciledug. Untuk pendapatan, tentu saja akan terganggu karena pandemi ini.

Biasanya, ide yang muncul itu berasal dari mana sih Mas?

Untuk konten video, ide biasanya berasal dari kehidupan sehari-hari. Untuk konten komersil, mungkin itu merupakan teknisan yang sudah saya dapat di perkuliahan. Oleh karena itu, ide bisa muncul dimana saja dan kapan saja. 

Bagi yang ingin memulai, apa saja yang perlu disiapkan sebelum memutuskan terjun untuk menjadi video creator? Kira-kira modalnya berapa?

Yang pertama kali perlu dipersiapkan adalah niat dan konsistensi. Jadi ketika konten kita sudah berjalan, biasanya banyak orang yang mulai kehilangan jati diri dan komitmennya untuk menjalankan konten tersebut. Maka selalu saya tekankan kepada teman-teman untuk bisa menangani diri sendiri, karena konten tersebut harus dipikirkan dan dipersiapkan dengan baik jika ingin dikomersilkan agar tidak berhenti di tengah jalan. 

Banyak teman yang percaya kalau untuk membuat konten harus memiliki alat yang sudah proper dan canggih. Namun menurut saya, membuat konten cukup menggunakan smartphone. Jika dirasa belum cukup, banyak rental yang menyewakan peralatan shooting. Jadi sekarang ini mungkin sudah sangat mudah untuk membuat konten. Karena yang terpenting adalah isi kontennya, bukan peralatannya.

Untuk modal awal sebenarnya relatif. Karena yang tadi saya sampaikan itu pernah saya lakukan sebelumnya. 

Sebagai art director di @jakarta.keras, bagaimana strategi yang harus diterapkan agar konten yang dibuat bisa sejalan dengan selera penonton?

Akun @jakarta.keras masih fokus di platform Instagram, belum merambah ke Youtube. Memang rekan-rekan memiliki banyak ide program, namun kita disini belum mengetahui penonton lebih menyukai konten seperti apa. Maka dari itu, saya punya analogi seperti ini: ketika saya menyebarkan makanan ikan, nanti ikan mana saja yang suka makanan tersebut. Ketika sudah terlihat insight dan exposure-nya, maka konten yang paling diminati nantinya akan difokuskan.

Banyak sekarang ini konten Youtube yang selalu trending selalu mengikuti prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Konten yang sudah ada bisa kalian buat kembali dengan gayanya masing-masing. Untuk akun yang belum besar, ikuti dulu konten yang sedang trending. Ketika sudah mulai kelihatan perkembangannya, baru tuangkan idealismenya masing-masing.   

Adakah pesan untuk para penonton yang mungkin belum berkembang atau malah baru mau terjun menjadi seorang video creator?

Untuk teman-teman yang ingin terjun ke dunia kreatif, yang terpenting adalah skill, kemudian bangun koneksi dan yang terpenting adalah niat serta komitmen yang tinggi agar tidak berhenti ditengah jalan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: