Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Kremlin Ogah Fasilitasi Pendukung Navalny untuk Bicara karena...

Duh, Kremlin Ogah Fasilitasi Pendukung Navalny untuk Bicara karena... Kredit Foto: Rawpixel
Warta Ekonomi, Moskow -

Kremlin menyebut para pengunjuk rasa yang melakukan aksi protes terhadap politikus oposisi Alexei Navalny sebagai "pengacau dan provokator". Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pemerintah tidak mungkin melakukan dialog dengan para demonstran.

"Tidak akan ada dialog dengan pengacau dan provokator," ujar Peskov. 

Baca Juga: Alexei Navalny dan Greta Thunberg Dinominasikan dalam Nobel Perdamaian

Sebelumnya polisi anti huru hara membubarkan aksi protes yang menuntut pembebasan kritikus Kremlin Alexei Navalny pada Minggu (31/1/2021). Polisi menahan lebih dari 5.000 orang yang melakukan perlawanan. 

Dalam aksi protes besar-besaran tersebut, polisi memberlakukan pengamanan yang sangat ketat di jantung kota Moskow. Polisi menutup sejumlah ruas jalan di dekat Kremlin, menutup stasiun metro dan mengerahkan ratusan polisi anti huru hara. 

Polisi mengatakan, para pengunjuk rasa dapat menghadapi tuntutan pidana karena menyerukan aksi demonstrasi tanpa izin. Selain itu, polisi memperingatkan bahwa mereka dapat menyebarkan virus korona. Sekutu Navalny menggunakan media sosial untuk mengubah lokasi unjuk rasa berulang kali. Mereka menyebarkan kerumunan di berbagai bagian Moskow dan mempersulit polisi untuk membubarkannya.

Di St Petersburg dan Moskow, polisi menggunakan kekerasan untuk menahan pengunjuk rasa. Polisi terlihat menggunakan alat kejut listrik. Seorang pengunjuk rasa kepalanya tampak berlumuran darah dan diperban.

Menurut OVD-Info, setidaknya 5.021 orang ditahan termasuk 1.608 di Moskow. Istri Alexei Navalny, Yulia Navalnaya termasuk di antara mereka yang ikut ditahan, namun tak lama kemudian dibebaskan. 

Alexei Navalny ditangkap pada 17 Januari setelah kembali ke Moskow dari Jerman. Dia berada di Jerman untuk menjalani perawatan medis akibat insiden peracunan zat saraf yang hampir membunuhnya pada tahun lalu. Navalny menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pembunuhan terhadap dirinya. Namun tudingan itu dibantah oleh Kremlin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: