Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aktivitas Manufaktur Indonesia Lanjutkan Tren Positif

Aktivitas Manufaktur Indonesia Lanjutkan Tren Positif Kredit Foto: Unsplash/Agto Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri manufaktur Indonesia tetap berada pada tren penguatan. Berdasarkan hasil survei lembaga riset IHS Markit, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari lalu berada di level 52,2 atau naik dibanding capaian bulan sebelumnya yang di angka 51,3.

Indeks PMI Manufaktur menggambarkan tingkat pembelian industri untuk memproduksi barang. Melalui survei ini, lembaga riset dapat mengetahui tingkat hasil penjualan, upah tenaga kerja, persediaan barang, dan harga sektor manufaktur.

Baca Juga: Agenda Reindustralisasi Pasca-Pandemi: Efektifkah RPP Dorong Revitalisasi Manufaktur?

Apabila indeks berada di atas 50, berarti sektor yang disurvei mengalami ekspansi. Sementara jika di bawah 50, berarti mengalami kontraksi. Direktur Ekonomi IHS Markit, Andrew Harker, mengatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia masih dalam jalur pemulihan pada awal 2021 dengan pertumbuhan output dan pesanan baru di antara yang terbaik dalam survei selama satu dekade ini.

Namun demikian, tren ini kata dia akan memberikan dorongan kepercayaan lebih lanjut yang paling tinggi dalam empat tahun pada awal tahun. "Satu aspek negatif dari survei adalah pekerjaan yang terus turun pada bulan Januari. Ini menegaskan bahwa meskipun perkembangan menuju pemulihan telah dibuat, masih ada beberapa cara untuk dilakukan sebelum aktivitas yang hilang pada tahun lalu dapat diperbaiki," kata Andrew pada Senin (1/2/2021).

Dia menambahkan, pengiriman bahan baku juga terganggu sehingga menyebabkan kenaikan biaya produksi dengan tingkat paling tajam sejak Oktober 2018. Waktu pengiriman dari pemasok menjadi yang paling lama sejak Mei 2020. Ini dipicu sejumlah pembatasan pergerakan akibat pandemi Covid-19.

Beberapa perusahaan kata dia meneruskan lonjakan biaya bahan baku ke konsumen sehingga harga jual naik selama tiga bulan berturut-turut. Namun, besarannya sedang dan lebih rendah dari kenaikan biaya produksi.

Dia menuturkan, kepercayaan bisnis juga menguat pada bulan Januari. Hal ini didorong oleh harapan akan berakhirnya pandemi dan pertumbuhan pesanan baru lebih lanjut. Tiga perempat responden optimis produksi bakal naik selama tahun mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: