Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selama Pandemi Covid-19, Aset BRI Tembus Rp1.500 Triliun

Selama Pandemi Covid-19, Aset BRI Tembus Rp1.500 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, menjelaskan bahwa sepanjang 2020, aset BRI tembus angka Rp1.511 triliun. Sunarso mengakui, kondisi pandemi Covid-19 sangat menantang bagi perbankan termasuk BRI untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.

"Aset BRI di tengah tantangan tumbuh 6,7 persen year on year sehingga aset BRI Group tembus Rp1.500 triliun, tepatnya di Rp1.511 triliun," kata Sunarso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI secara daring, Selasa (2/2/2021).

Baca Juga: BRI Raih 2 Penghargaan dari BUMN COMSS 2020-2021

Sunarso menuturkan, nilai aset tersebut didominasi oleh kredit yang tumbuh 3,9 persen menjadi Rp938 triliun. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara nasional kinerja perbankan mengalami kontraksi 2,42 persen. Meski begitu, Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) kinerjanya tumbuh 0,63 persen dengan kontribusi BRI sebesar 3,9 persen terhadap pertumbuhan tersebut.

"Lalu, pendanaan tumbuh 9,8 persen. Seluruh aset itu kita kelola dengan hati-hati melalui program restrukturisasi sehingga menghasilkan NPL (Non Performing Loan) 2,99 persen. Ini hal yang baik karena secara industri, per November 2020, NPL industri masih di atas 3 persen. NPL netto BRI juga di bawah 1 persen, yaitu 0,87 persen," tutur Sunarso.

Kemudian, porsi dana murah BRI tercatat mencapai 59,67 persen. Loan to Deposit Ration (LDR) BRI juga menyentuh angka 83,7 persen. "Ini mencerminkan kondisi likuiditas perbankan terutama BRI yang sangat baik dan sangat memungkinkan untuk tumbuh sepanjang loan-to-demand-nya ada," katanya.

Dengan berbagai indikator tersebut, laba perseroan masih dinyatakan positif meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tercatat, laba BRI di tahun 2020 turun 45,8 persen dari Rp34,41 triliun menjadi Rp18,66 triliun. Biaya operasional juga naik 82,4 persen.

"Kemudian, selain LDR kita 83,7 persen, rasio kecukupan modal BRI 21,17 persen dan ini juga memberi ruang untuk kita bisa tumbuh karena di-cover permodalan yang memadai dan kuat," tutur Sunarso.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: