Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CIPS Ungkap Pandemi Tunjukkan Ketimpangan Akses TIK, Mempersulit Peningkatan Kualitas Pendidikan

CIPS Ungkap Pandemi Tunjukkan Ketimpangan Akses TIK, Mempersulit Peningkatan Kualitas Pendidikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza mengatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan fakta bahwa ketimpangan akses teknologi informasi dan komunikasi (digital divide) antar daerah di Indonesia dapat mempersulit upaya peningkatan kualitas pendidikan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.

Para siswa yang berasal dari kalangan kurang mampu maupun yang tinggal di daerah-daerah rural Indonesia seperti di Nusa Tenggara dan Papua umumnya tidak memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan BDR.

Baca Juga: CIPS: Belum Cakup Ekosistem Ekonomi Digital, UU Perlindungan Konsumen Perlu Direvisi

Pada akhirnya, siswa-siswa tersebut mengalami kesulitan yang lebih besar daripada teman-teman seusianya yang berada di daerah perkotaan maupun yang berasal dari keluarga menengah keatas. Pada tahun ini pun, isu digital divide masih akan menjadi permasalahan yang belum terselesaikan.

“Penguasaan TIK tentu menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan dan perlu dijadikan prioritas untuk pengembangan kompetensi guru sekarang dan juga di masa depan. Pandemi merupakan sesuatu yang datangnya tidak diduga dan menunjukkan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan diadaptasi,” jelas Nadia dalam siaran pers, Selasa (2/2/2021).

Belum lama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengumumkan target pemerintah untuk menghubungkan 12.548 desa dan kelurahan di Indonesia dengan jaringan internet.

Upaya ini merupakan salah satu cara untuk memperkecil digital divide terutama di daerah 3T di Indonesia. Upaya penting pemerintah ini akan semakin optimal dengan adanya kerjasama dengan pihak swasta. Pihak swasta dapat membantu pemerintah meningkatkan dan mempercepat upaya dalam pendirian infrastruktur teknologi yang berkualitas dan merata seluruh di Indonesia. Semakin cepat penetrasi teknologi tentu akan semakin menipis pula dampak negatif dari digital divide ini.

Salah satu dampak lain dari digital divide juga terlihat dengan rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan pengajaran. Pandemi ini memperlihatkan perlunya meningkatkan kapasitas dan kemampuan adaptasi guru dalam menggunakan teknologi untuk mengajar.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: