Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lawan Uni Eropa, Joko Supriyono: Kampanyekan Sustainable Palm Oil!

Lawan Uni Eropa, Joko Supriyono: Kampanyekan Sustainable Palm Oil! Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, mengajak pemerintah dan pelaku usaha kelapa sawit Indonesia untuk mengampanyekan produk sawit sebagai bisnis yang berkelanjutan (sustainable). Kampanye ini digelorakan guna melawan Uni Eropa yang telah menetapkan kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) yang melarang penggunaan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dengan berbagai alasan, salah satunya isu lingkungan.

Lebih lanjut Joko menyatakan, kampanye larangan ini jelas akan mempersulit distribusi produk sawit Indonesia. Oleh karena itu, Joko mendorong pelaku usaha untuk membuktikan bahwa CPO sebenarnya masih dibutuhkan dunia.

Baca Juga: Sawit Luar Biasa! Minyak Jelantah Saja Bisa Jadi Bahan Baku Energi Ramah Lingkungan

"Kalau kemudian palm oil harus di-take out dari dunia vegetable oil, sebenarnya bagaimana menggantikannya? Jadi, kita harus menunjukan pada dunia bahwa pengganti palm oil itu bukan solusi yang sustainable," ujar dia dalam sesi webinar, Selasa (2/2/2021).

Menurut Joko, pemerintah dan pelaku usaha perlu menonjolkan beberapa keunggulan atau kelebihan dari sawit. Joko juga menekankan, pemakaian diplomasi ekonomi bahwa sawit dapat menjadi bagian dari sustainability yang saat ini menjadi number one global agenda.

"Jadi, kita tidak mungkin meng-avoid ini. Mau tidak mau kita harus mengambil ini sebagai bagian dari roadmap kita ke depan, rencana besar kita ke depan. Jadi inilah yang harus jadi tema bagi diplomasi ekonomi kita," tegasnya.

Di sisi lain, Joko juga menentang keras kampanye negatif oleh Uni Eropa yang menolak penggunaan minyak sawit. Terlebih saat ini sudah banyak produk makanan di beberapa negara yang terbiasa dengan label no palm oil.

"Jadi sebenarnya no palm oil atau banning palm oil sebenarnya bukan solusi. Maka yang harus kita kampanyekan, yang harus kita pakai sebagai pijakan dalam diplomasi ekonomi kita adalah sustainable palm oil," seru dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: