Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kualitas Pendidikan Belum Merata, Mayoritas Penduduk Indonesia Hanya Lulusan SMP

Kualitas Pendidikan Belum Merata, Mayoritas Penduduk Indonesia Hanya Lulusan SMP Kredit Foto: Antara/Kornelis Kaha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Buktinya, mayoritas penduduk Indonesia atau sebesar 65% nya hanya tamatan SMP/Sederajat.

“Mayoritas penduduk kita yaitu sebesar 65% berpendidikan kurang dari SMP sederajat,” ujar Hasto pada Webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan, Kamis (4/2/2021). 

Baca Juga: CIPS Ungkap Pandemi Tunjukan Ketimpangan Akses TIK, Mempersulit Peningkatan Kualitas Pendidikan

Sementara hanya 8,5% dari total penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi atau kuliah. “Tantangan pendidikan. Kualitas pendidikan yang belum merata berdasarkan data Susenas 2017, penduduk yang berpendidikan tinggi hanya 8,5% dari total penduduk berusia 15 tahun ke atas,” ungkap Hasto.

Selain itu, Hasto mengatakan jika tingkat kecerdasan anak Indonesia berada pada urutan 72 dari 78 negara. “Dan tingkat kecerdasan anak Indonesia berada pada urutan 72 dari 78 negara,” katanya.

Tidak hanya itu, Hasto juga membeberkan data jika 54% angkatan kerja adalah mantan penderita stunting. “Sebesar 54% dari angkatan kerja sekarang ini adalah mantan penderita stunting.”

Hasto pun menjelaskan dunia pendidikan menghadapi tantangan perubahan akibat perkembangan teknologi informasi. “Tentu juga menjadi tantangan tersendiri karena sudah mengubah gaya hidup masyarakat,” katanya.

Pendidikan Indonesia, tegas Hasto, harus mempersiapkan SDM yang mampu bersaing dalam menghadapi tantangan global. “Dan juga penyelenggaraan dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja secara digital harus kemudian disesuaikan.” 

Sementara itu, menghadapi era industri 4.0 diperkirakan 75% pekerja melibatkan kemampuan sains dan teknologi. “Kita harus menyiapkan tentu infrastruktur dan juga baik hard infrastruktur maupun soft infrastruktur dan juga regulasi-regulasi tersebut,” tutup Hasto.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: