Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

8 Februari Bakal Ada Fenomena di Langit, Ini Penjelasannya!

8 Februari Bakal Ada Fenomena di Langit, Ini Penjelasannya! Kredit Foto: SkySafari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Akan ada sejumlah fenomena langit pada Februari 2021--termasuk hujan meteor alpha centaurid. Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?

Hujan meteor ini sebenarnya sudah mulai aktif sejak 28 Januari hingga 21 Februari dengan titik puncak hujan meteor terjadi pada 8 Februari 2021.

Dikutip dari laman In The Sky, Sabtu (6/2/2021) pada puncaknya, hujan meteor ? Centaurid diharapkan menghasilkan laju nominal sekitar 6 meteor per jam (ZHR). Namun, jumlah per jam pada periode puncak ini dihitung dengan asumsi langit gelap sempurna dan pancaran terletak tepat di atas kepala.

Baca Juga: 6 Jet Tempur China Bercokol Lagi di Langit Taiwan, Bikin Keadaan Makin Panas

Baca Juga: Bikin Geger Dunia Tata Surya, Dua Remaja Belasan Tahun Temukan Planet Baru

Dalam praktiknya, penglihatan pengamatan yang nyata tidak akan memenuhi kondisi ideal ini. Jumlah meteor yang mungkin dapat lihat lebih rendah dari ini, dan dapat diperkirakan menggunakan rumus ZHR.

Jika diamati dari langit Jakarta, hujan meteor ini tidak akan terlihat sebelum sekitar pukul 21:50 setiap malam, saat titik pancarannya naik di atas ufuk timur. Kemudian akan tetap aktif sampai fajar menyingsing sekitar pukul 05:34.

Titik bercahaya memuncak, tertinggi di langit, setelah fajar atau sekitar pukul 05:00 WIB - sehingga hujan metero ini kemungkinan besar akan menghasilkan tampilan terbaiknya sesaat sebelum fajar, ketika titik pancarannya paling tinggi.

Hujan meteor sendiri muncul ketika Bumi melewati aliran puing-puing yang tertinggal setelah komet dan asteroid. Seiring waktu, potongan-potongan puing seperti pasir di aliran ini mendistribusikan dirinya sendiri di sepanjang orbit objek induk di sekitar tata surya.

Bintang jatuh terlihat setiap kali salah satu dari puing-puing ini bertabrakan dengan atmosfer bumi, biasanya terbakar pada ketinggian sekitar 70 hingga 100 km.

Pada hari-hari tertentu dalam setahun, orbit Bumi melewati aliran yang sangat padat, terkait dengan komet atau asteroid yang melepaskan sejumlah besar material padat ke luar angkasa, dan ini menimbulkan hujan meteor tahunan.

Hujan seperti itu berulang setiap tahun, setiap kali Bumi melewati suatu titik di orbitnya di mana ia melintasi aliran material tertentu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: