Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Cara Menjadi Investor Muda untuk Capai Kebebasan Finansial!

Begini Cara Menjadi Investor Muda untuk Capai Kebebasan Finansial! Kredit Foto: Amar Bank
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha Rico Huang bersama dengan Gustiadi Prakoso yang merupakan seorang investor membagi tips berinvestasi agar mendapatkan pasif income alias pendapatan pasif dalam video yang bertajuk "Bagaimana Cara Menjadi Investor Muda Dengan Penghasilan (50 juta perbulan)".

Pria yang kerap disapa Gusti ini mengaku terbiasa bekerja dari rumah karena menurutnya, jagat internet adalah ranah paling 'enak' untuk mencari cuan. Gusti pun mengungkap bahwa awal mulanya menjadi investor karena terbentur keadaan.

Dahulu, Gusti pernah berbisnis MLM hingga menjajal bisnis kopi tetapi sayangnya gagal hingga menumpuk utang. Karena itulah ia kini menjadi investor.

Baca Juga: Kisah Sukses Crazy Rich Surabayan, Tung Desem Waringin Bangun Hotel senilai Rp1,8 Triliun!

Gusti memulai menjadi investor saat ia berinvestasi kepada 7 UMKM yaitu kerajinan tangan, perkebunan, multimedia, dan lain-lain. Ia berinvestasi menggunakan uang orang lain (pihak ketiga), mirip cara kerja venture capital. Dalam satu tahun, Gusti mendapat pendapatan pasif hingga bisa berinvestasi ke bidang lain sejumlah Rp1 miliar.

Setelah itu, Gusti merambah ke bisnis properti dan Indomaret hingga memiliki belasan waralaba. Gusti mengatakan bahwa Indomaret tak selalu untung. Dari belasan Indomaret yang ia miliki, ada beberapa yang tutup.

Hingga suatu hari, ia pun membuat internasional dropship. Awal mulanya, Gusti kenal dengan seseorang bernama Freddy yang bertemu di sebuah acara seminar. Gusti sendiri sudah mempelajari soal Facebook Ads dan berbagai ilmu marketing untuk menambah kemampuannya dalam international dropship.

Sementara itu, Freddy sedang bingung karena bisnis international dropship-nya belum berjalan baik. Padahal, uangnya sudah ada di PayPal, jadi menurut Gusti permasalahan itu cukup mudah untuk diatasi yaitu hanya perlu mengontrol akun tersebut.

Barulah setelah itu Gusti berinvestasi pada proyek Freddy. Tiga bulan kemudian, pendapatan yang diterima Gusti sudah sesuai perhitungan.

Meski dari luar terkesan hidup nyaman dan enak, Gusti mengatakan bahwa ada beban tanggung jawab yang ia tanggung. Selain itu, meski hasilnya terlihat secara nyata, tetapi Gusti terus belajar dan memperbaiki pola pikirnya. Hal ini karena pola pikir akan membentuk kebiasaan yang tampak.

Lebih lanjut, Gusti mengatakan bahwa manusia harus terus belajar. Tak mungkin hidup hanya mengikuti satu pola. Seperti misalnya international dropship yang dijalani Gusti, mungkin hari ini masih menjadi trend, tetapi 5-10 mendatang belum tentu. Terlebih platform digital sangat cepat berubahnya.

Karena itulah, Gusti dan Freddy dalam menjalankan international dropship tidak hanya mengambil keuntungan dari penjualan, tetapi dari linis bisnis lainnya. International dropship yang dijalani Gusti yakni menjual barang China ke Amerika. Lebih enaknya lagi, Gusti tidak memerlukan modal. Ia hanya menunggu barang tersebut laku, baru ia pesan dan mengirim barang tersebut ke lokasi pembeli.

Selain international dropship, Gusti juga berbisnis properti. Ia 'bermain' dalam Hot Deal yang justru membawa keuntungan padanya. Sayangnya, pernah ada suatu keadaan yang membuat rumah tersebut terbakar. Gusti pun melakukan negosiasi hingga ia mendapat asuransi dan cashback dari bank sebesar Rp700 juta.

Dalam menjalani bisnis, Gusti memiliki mentor yang andal yaitu Tung Desem Waringin yang juga seorang pengusaha dan membawa perubahan kepada hidupnya. Sementara dalam bisnis properti, Gusti berguru pada Joe Hartanto.

Lalu, dalam perjalanan belajar menjadi seorang pebisnis sejati, Gusti juga belajar dari Kevin Grimes hingga Tony Robbins, di mana semua pelatihannya seharga ribuan US dolar yang bila dikonversi ke rupiah, Gusti menghabiskan ratusan juta untuk belajar.

Apabila Anda seorang karyawan dan ingin memiliki pasif income, hal itu sangat mungkin untuk dilakukan. Terlebih, membuat pasif income tak perlu dimulai dari modal sendiri. Bisa dari uang pihak ketiga atau bahkan pihak bank.

Sementara itu, untuk mencapai kebebasan finansial, seseorang harus paham terlebih dahulu soal keuangan dan meningkatkan kesadarannya tentang keuangan. Misalnya, jika hari ini pendapatan Rp10 juta masih dirasa cukup, maka apakah akan cukup ketika nanti menikah? Apakah uang tersebut akan cukup ketika memiliki anak?

Terlebih, uang tersebut akan mengalami penurunan nilai akibat inflasi dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. Dan perlu diketahui bahwa inflasi paling tinggi ada di pendidikan anak bisa mencapai 17-18% dalam jangka waktu 7 tahun.

Tips dari Gustiadi Prakoso adalah sisihkan pendapatan untuk menabung, baru habiskan yang sisa, kebanyakan orang saat ini justru sebaliknya. Selanjutnya, atur cara mengalokasikan uang tersebut untuk membuat pasif income. Jangan malah menaikkan gaya hidup dari pendapatan aktif hingga tidak memiliki pendapatan pasif.

Lebih lanjut, jadikan diri Anda sendiri sebagai aset berharga yakni di mana Anda meningkatkan kesadaran finansial dan bagaimana mengalokasikan diri untuk belajar hingga bisa mengelola dana untuk membuat pasif income. Itulah cara untuk mencapai kebebasan finansial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: