Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Buruk Soal Ekonomi Indonesia, Tolong Tabah Dengarnya: Indonesia Bisa Saja Gagal...

Kabar Buruk Soal Ekonomi Indonesia, Tolong Tabah Dengarnya: Indonesia Bisa Saja Gagal... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada tahun 2020 yang minus 2,07% akan menganggu rencana target ekonomi untuk tahun 2045. Menteri Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi yang minus ini membuat Indonesia bakal sulit menjadi negara maju di 2045.

Meskipun, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tembus 5% di 2021 belum bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju. Kendati demikian, Indonesia bisa menjadi negara maju jika ekonomi tembus 6% di 2021.

"Akibat dampak panjangnya kita bisa lihat di sini, kalau kita tergerus seperti itu dan tingkat pertumbuhan ekonomi kita itu hanya 5% misalnya maka untuk melepaskan diri untuk lolos middle income trap itu jauh sekali, bahkan tahun 2045 pun kita belum bisa mencapai di atas USD12.000 tapi kita sudah masuk di upper middle income tapi belum masuk di high income," kata Suharso di Jakarta, Selasa (8/2/2021).

Baca Juga: Tesla di China Bermasalah, Bisnis Mobil Listrik Elon Musk Terancam Bahaya!

Kata dia, ekonomi minus di 2020 membuat Indonesia kembalu masuk ke dalam middle income trap. Padahal di tahun 2019, Indonedia masuk pada upper middle income trap.

"Ekonomi minus kita kembali masuk dalam middle income trap, kita tahu bahwa Indonesia sesungguhnya pada tahun 2020 itu 2019 akhir sudah masuk di upper middle income country, yaitu dengan tingkat penghasilan sudah di atas USD4.046 per kapita, tapi dengan keadaan yang kita alami di masa pandemi ini terkoreksi ke bawah," imbuhnya.

Kendati demikian, ekonomi Indonssia minus 2,07% di 2020 belum parah. Serta masih lenih baik daripada negara seperti Amerika Serikat dan Filipina.

"Ekonomi kita enggak terlalu parah dibandingkan Filipina dan Amerika Serikat yang hanya minus 3% hingga 8%," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: