Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Guys!! Tahu dan Tempe di Medan Diperkirakan Bakal Langka

Waspada Guys!! Tahu dan Tempe di Medan Diperkirakan Bakal Langka Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Keluhan dari para pedagang di Medan tahu maupun tempe adalah dimana kalau pasokan tahu untuk dijual akan mengalami penurunan nantinya. Atau bahkan tidak akan ada tahu sama sekali alias langka. 

Bahkan ada aksi mogok produsen tahu yang dilakukan di wilayah Medan dan sekitarnya. Dari beberapa pedagang yang ditanyakan, mogok ini akan berlangsung hingga selasa pekan depan.

Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan meskipun belum mendapatkan jawaban langsung dari pengusaha tahu terkait dengan kabar dari pedagang tersebut. Dari hasil pembicaraan saya pada sejumlah produsen tempe, ada pedagang yang lebih memilih berjualan meskipun harus menghadapi sejumlah resiko. Salah satu resikonya dalah barang kemungkinan tidak laku dan berpeluang kembali lagi ke produsen.

Baca Juga: Mendag: Pemerintah Serahkan Harga Kedelai ke Pasar

"Sejauh ini banyak produsen yang menjual tahu atau tempe dengan cara titipan. Artinya dititipkan dahulu baru nanti diminta pembayaran. Dan masalah kian besar karena ada kenaikan harga kedelai," katanya, Rabu (10/2/2021).

Dari pantauan yang dijual kisaran Rp9.650 per Kg, meskipun ada yang menjual lebih mahal. Sejauh ini harga kedelai yang mahal tersebut sudah berlangsung cukup lama.

"Namun, saya melihat konsumsi masyarakat yang menurun akibat memburuknya daya beli. Ditambah kenaikan harga tempe maupun tahu. Membuat produsen harus mensiasatinya dengan sejumlah langkah. Walaupun saya melihat, langkah-langkah tersebut tetap tidak membuat banyak pelaku usaha bisa menyelamatkan bisnisnya.

Guna menghindari barang-barang yang tidak laku kapasitas produksi diturunkan. Atau dengan cara menaikkan harga. Tetapi menaikkan harga membuat pernjualan turun. Efisien pada sisi produksi justru menggerus keuntungan. Alhasil banyak pelaku usaha yang terpaksa menutup sementara usahanya. Belum ada konfirmasi yang akan  menutup secara permanen sejauh ini," ujarnya. 

"Akar masalahnya memang ada di kenaikan harga kedelai. Bicara kedelai ini kita bicara mengenai impor. Banyak komponen biaya impor yang naik belakangan. Belum lagi kenaikan harga komoditasnya itu sendiri. Ditambah daya beli masyarakat yang bermasalah karena resesi akibat pandemic covid 19. Masalah menjadi kian besar yang kita hadapi," ujarnya.

Dikatakannya, selama ini para pedagang mengharapkan adanya kompensasi biaya produksi. Mulai dari keringanan listrik, hingga harapan penurunan harga bahan baku. 

"Dan banyak dari mereka yang mengharapkan bantuan operasional, belum lagi harapan akan adanya relaksasi pembiayaan di tengah kondisi serba sulit seperti sekarang ini," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: