Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CEO AALI: Inovasi untuk Menjawab Tantangan Masa Depan Sawit

CEO AALI: Inovasi untuk Menjawab Tantangan Masa Depan Sawit Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tim Research and Development PT Astra Agro Lestari, Tbk. (IDX: AALI) sukses menghasilkan inovasi tiga varietas bibit unggul kelapa sawit yang mampu memproduksi tandan buah segar (TBS) sekitar 30 ton per hektar per tahun.

Dengan bibit tersebut, produksi minyak yang dihasilkan sekitar 8,5 – 9 ton per hektar per tahun. Hal itu disampaikan oleh CEO AALI, Santosa, dalam acara Talk to the CEO yang berlangsung secara virtual, Rabu (10/02/2021). “Inovasi ini sekaligus untuk menjawab tantangan di masa depan,” ujar Santosa.

Baca Juga: Perkembangan Industri Sawit Indonesia Mampu Jadi Pengungkit Agrobisnis Nasional

Lebih lanjut Santosa mengatakan, varietas yang dihasilkan AALI ini merupakan buah dari perjalanan panjang yang dimulai sejak tahun 2008 yang mana mulai berkerjasama dengan pihak Kamerun.

Kerja sama tersebut ditindaklanjuti dengan evaluasi lapangan dan uji progenik yang ditanam pada tahun 2013. Setelah diamati selama empat tahun, tim RND AALI berhasil mempertahankannya di sidang pelepasan varietas. Varietas tersebut terdiri dari tiga jenis yang kemudian di beri nama varietas AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala. 

Selain produksi TBS dan kandungan minyak yang lebih banyak, varietas ini juga memiliki pertumbuhan meninggi yang lambat, rata rata hanya 40 cm per tahun.

Dengan pertumbuhan selambat itu, ketika umur tanaman mencapai 25 tahun, tinggi maksimal hanya 10 m. Angka ini menunjukkan bahwa varietas bibit AALI jauh lebih pendek dibandingkan varietas yang saat ini beredar. Keunggulannya, umur ekonomis pohon kelapa sawit dari varietas ini dapat diperpanjang hingga 30 tahun, dengan produktivitas yang masih cukup baik.

Dengan melihat sex ratio atau perbandingan jumlah bunga betina dengan total bunga yang ada maka diketahui bahwa sex ratio varietas ini cukup ideal yakni sekitar 70 – 80 persen. Sehingga mampu melakukan penyerbukan secara alamiah di lapangan tanpa bantuan secara manual.

“Dengan temuan tersebut, industri kelapa sawit akan semakin efektif dan efisien sehingga daya saing di pasar minyak nabati juga diharapkan akan semakin tinggi,” pungkas Santosa.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: