Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Pengaruh Trump Lolos Pemakzulan bagi Dirinya, Biden dan juga AS?

Apa Pengaruh Trump Lolos Pemakzulan bagi Dirinya, Biden dan juga AS? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria

Para senator dari Republik mungkin khawatir pilihan mereka untuk membebaskan Trump akan dijadikan amunisi oleh calon anggota Senat dari Demokrat. 

Iklan kampanye berisi huru-hara dan video kekerasan oleh pendukung Trump di Gedung Capitol sudah bisa terbayangkan.

Banyak hal bergantung pada langkah yang akan diambil Trump selanjutnya.

Apakah Trump akan sekali lagi menceburkan diri sepenuhnya ke dalam politik? Jelang pemilu mendatang, Trump bisa saja mengingatkan para pendukungnya dan pengkritiknya tentang pertempuran yang terjadi pada sidang pemakzulan ini. 

Atau apakah Trump akan tetap mengasingkan diri di klub golf miliknya? Saya pikir kita semua tahu mana yang lebih mungkin dia pilih. 

Mitch McConnell

Jika setiap anggota Senat dari Partai Republik mempertimbangkan apakah keputusannya akan memicu kemarahan partainya atau penilaian pemilih dalam pemilu, drama Mitch McConnell tertentu terlihat sangat mencolok. 

McConnell adalah pemimpin Republik di Senat. Secara blak-blakan, selama berminggu minggu, dia melontarkan kritik terhadap apa yang dilakukan Trump pada kericuhan di Gedung Capitol. 

McConnell sempat memberitahu para kolega partainya bahwa dia belum memutuskan akan mendukung atau menolak pemakzulan Trump.

Namun pada Sabtu pagi kemarin, McConnell menyatakan bahwa dia tidak sepakat dengan pemakzulan itu.

Setelah Senat mengumumkan hasil pemungutan suara, McConnell menjelaskan dasar di balik sikapnya. Dia mengutuk perilaku Trump dengan berkata bahwa Trump terlibat dalam "kelalaian tugas yang memalukan."

"Tidak diragukan lagi bahwa Trump secara praktis dan moral bertanggung jawab karena memprovokasi peristiwa itu," kata McConnell. 

Namun, dia berdalih menyatakan menyatakan Trump tidak bersalah karena kolega di partainya itu tidak memenuhi syarat menjalani sidang pemakzulan.

Menurutnya, jika proses pemakzulan itu menjadi preseden, setiap warga negara, apapun statusnya, dapat dimakzulkan oleh Kongres dan dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk memegang jabatan publik. 

Pengkritik McConnell akan menilai argumentasi itu sebagai sikap "cuci tangan" dan tidak mencerminkan pendirian yang didasarkan pada prinsip.

Patut dicatat bahwa keberatan atas hal prosedural memungkinkan McConnell menghindari ketidaksepakatan dengan mayoritas anggota Senat dari Partai Republik, sebuah situasi berisiko bagi seorang pemimpin Kongres.

Bagaimanapun ini jalur yang positif bagi McConnell. Waktu akan memberi tahu kita apakah anggota Senat dari Partai Republik puas dengan keputusan McConnell atau sekedar pada kata-katanya.

Anggota DPR dari Demokrat

Hampir sepanjang karier mereka, anggota DPR relatif merana.

Hanya sedikit dari 435 anggota DPR, termasuk Ketua, yang mendapat sorotan sebesar yang dihadapi "tim manajer sidang pemakzulan" Trump.

Tim yang terdiri dari sembilan anggota Senat dari Demokrat itu menunjukkan tuntutan pemakzulan komprehensif selama persidangan. 

Mereka menampilkan sejumlah video kerusuhan tanggal 6 Januari yang disertai peta Gedung Capitol untuk menunjukkan seberapa dekat massa dengan sejumlah anggota Senat dan wakil presiden saat itu, Mike Pence. 

Pimpinan tim penuntut, Jamie Raskin, mungkin paling diingat karena pidato pembukaannya yang emosional. Dia mengingat percakapan dengan putrinya yang berusia 24 tahun, tak lama setelah dia dievakuasi dari Gedung Capitol pada kericuhan awal Januari lalu.

Selama pekan ini, Raskin memimpin penuntutan dengan kemampuan intelektual yang menunjukkan latar belakangnya sebagai profesor hukum tata negara di American University.

Anggota Kongres yang tengah menjalani jabatan pada periode kedua, Joe Neguse, dianggap sebagai bintang yang sedang naik daun dalam peta politik Partai Demokrat. Pidato Neguse depan kamera meneguhkan anggapan itu.

Namun, kejutan terbesar dari tim penuntut mungkin adalah Stacey Plaskett, senator dari Kepulauan Virgin.

Sebagai anggota Senat yang tidak memiliki hak suara, Plaskett hanya memiliki sedikit pengaruh di Kongres. Walau begitu dia memberikan pidato yang paling berapi-api dan berkesan dalam semua proses persidangan. 

Partai Demokrat mungkin akan mulai menggalang upaya menjadikan Kepulauan Virgin sebagai negara bagian setelah penampilan Plaskett itu.

Adapun, hal yang merugikan tim penuntut terjadi saat mereka berencana memanggil saksi. Mereka sempat mewacanakan strategi itu tapi kemudian membatalkannya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: