Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Pengamat Bersuara: Naif, Pembunuhan Karakter!

Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Pengamat Bersuara: Naif, Pembunuhan Karakter! Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Gerakan Anti Radikalisme (GAR) alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) melaporkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN. Laporan ini memantik reaksi berbagai pihak dengan balasan kritikan terhadap GAR alumni ITB.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno tidak paham dengan tuduhan radikal terhadap Din. Apalagi, ada isu, laporan GAR ini terkait dengan konstalasi politik alumni ITB.

"Kalau soal itu, kita nggak mau tahu. Tapi, kalau bicara radikalisme, ini menyangkut banyak orang," kata Adi dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip, Senin, 15 Februari 2021.

Baca Juga: Din Syamsuddin Dituding Radikal, Orang Dekat Rizieq Langsung Marah-Marah Nggak Percaya 

Adi menjelaskan figur Din itu dibentuk oleh empat peradaban besar yaitu sebagai alumni Pondok Pesantren atau ponpes Gontor. Ia menekankan Gontor merupakan ponpes besar di Jawa Timur yang mendakwahkan Islam moderat. 

Kemudian, dia menambahkan Din adalah alumni bahkan saat ini statusnya Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tempat mazhab berkembang Islam moderat, bahkan liberal.

"Bahkan Pak Din adalah pernah Ketua Umum Muhammadiyah, dan keempat Pak Din adalah alumni UCL University of California. Empat peradaban ini kalau dibaca oleh orang yang bilang pak Din radikal mestinya dia malu," tutur Adi. 

Dia menduga pihak yang melaporkan Din adalah orang yang sebenarnya tidak tahu apa-apa dengan sosok mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut. "Pak Din, sampai saat ini bukan hanya aktif ikut terlibat dalam dialog, bukan hanya skala nasional tapi internasional," sebutnya.

Pun, ia menambahkan sebagai akademisi, Din saat ini juga mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait mata kuliah pemikiran politik Islam. "Bicara tentang banyak isu dari Islam zaman jahiliyah, peradaban, bagaimana Islam berkembang di demokrasi, globalisasi," jelasnya.

Maka itu, Adi menyindir pihak yang menuduh Din radikal sebagai pembunuhan karakter yang mesti dilawan.   

"Itu lah yang saya kira. Orang yang menyebut dan menuduh  Din Syamsudin radikal ini selain naif, dia jahat, jelas pembunuhan karakter character assassination yang saya kira juga harus dilawan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: