Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Apa Itu Big Data

Mengenal Apa Itu Big Data Kredit Foto: Dok. DCD
Warta Ekonomi, Jakarta -

Akhir-akhir ini istilah 'Big Data' sedang menjadi sorotan, namun tidak banyak orang yang mengetahui apa itu big data. Bisnis, lembaga pemerintah, HCP (Penyedia Fasilitas Kesehatan), dan lembaga keuangan, serta akademik, semuanya memanfaatkan kekuatan Big Data untuk meningkatkan prospek bisnis bersama untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

IBM menyatakan bahwa bisnis di seluruh dunia menghasilkan hampir 2,5 triliun byte data setiap harinya. Hampir sebanyak 90% dari data global telah diproduksi dalam kurun waktu 2 tahun terakhir saja.

Baca Juga: Minat Jual Gadget? Ini Tips Hapus Data Pribadi dari Gadget sebelum Dijual

Jadi, kita tentu saja tahu pasti bahwa Big Data telah menembus hampir setiap industri saat ini dan merupakan kekuatan pendorong yang dominan di balik kesuksesan perusahaan dan organisasi di seluruh dunia. Tapi, pada titik ini, penting untuk mengetahui apa itu big data? Mari membahas tentang apa itu big data, karakteristik big data, jenis-jenis big data, dan masih banyak lagi.

Apa Itu Big Data?

Big Data adalah kumpulan data yang sangat besar volumenya, namun tumbuh secara eksponensial seiring berjalannya waktu. Ini adalah data dengan ukuran dan kompleksitas yang begitu besar sehingga tidak ada alat manajemen data tradisional yang dapat menyimpan atau memprosesnya secara efisien. Big data juga merupakan data seperti pada umumnya tetapi dengan ukuran yang sangat besar.

Meskipun konsep big data itu sendiri relatif baru, asal-usul kumpulan data yang besar ini dapat ditinjau kembali ke tahun 1960-an dan 70-an ketika dunia data baru saja dimulai dengan pusat data pertama dan pengembangan database relasional.

Sekitar tahun 2005, orang mulai menyadari betapa banyak data yang dihasilkan pengguna melalui Facebook, YouTube, dan layanan online lainnya. Hadoop (kerangka kerja open source yang dibuat khusus untuk menyimpan dan menganalisis kumpulan big data) dikembangkan pada tahun yang sama. NoSQL juga mulai mendapatkan popularitasnya saat itu.

Pengembangan kerangka kerja open source, seperti Hadoop (dan yang lebih baru, Spark) sangat penting untuk pertumbuhan big data karena dapat membuat big data untuk lebih mudah digunakan dan lebih murah untuk disimpan. Beberapa tahun kemudian, volume big data terus meroket. Pengguna masih menghasilkan data dalam jumlah besar — tetapi bukan hanya manusia saja yang dapat melakukannya.

Dengan munculnya Internet of Things (IoT), lebih banyak objek dan perangkat lagi yang terhubung ke internet, sehingga pemilik usaha dapat mengumpulkan data tentang pola penggunaan pelanggan dan kinerja produknya. Munculnya pembelajaran tentang mesin telah menghasilkan lebih banyak data.

Sementara big data telah berkembang sejak lama, pengunaannya secara efisien baru saja dimulai. Komputasi cloud telah memperluas kemungkinan big data lebih jauh. Cloud menawarkan skalabilitas yang benar-benar elastis, di mana pengembang dapat dengan mudah menjalankan cluster ad hoc untuk menguji subset data.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: