Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Seperti Ini BPA Berbahaya Bermigrasi dari Kemasan Plastik ke Air

Ternyata Seperti Ini BPA Berbahaya Bermigrasi dari Kemasan Plastik ke Air Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama ini selalu diberitakan bahwa kemasan plastik polikarbonat dengan kode plastik no 7 mengandung Bisphenol A alias BPA berbahaya. Tapi tidak pernah dijelaskan bagaimana BPA yang berbahaya ini melakukan migrasi dari kemasan plastik polikarbonat ke air yang disimpannya.  Baca Juga: Aktivis Lingkungan Ingatkan Bahaya Mikroplastik Kemasan Air Galon Sekali Pakai

Menurut Danish Ministry of the Environment dalam tulisan Environment project no 1710 tahun 2015 tentang Migration of Bisphenol A from Polycarbonate Plastic of different qualities, berkesimpulan bahwa pelepasan BPA dari PC dalam kontak dengan simulasi makanan berkorelasi positif dengan suhu (T) dan waktu (t) kontak. Pada suhu yang lebih rendah (misalnya 0 - 70C) pelepasan BPA lambat dan dikendalikan oleh difusivitas dalam jumlah besar dan polimer padat. Pelepasan BPA lambat ini tentu saja tetap berbahaya karena walaupun kecil jumlah migrasi BPA nya tetap saja dapat mencemari makanan atau minuman. 

Sementara dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan pada tahun 2019 hasil penelitian bersama Bayu Nugroho (Politeknik Ilmu Pelayaran Balikpapan), Yudhiakto Pramudya (Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta) dan Widodo (Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)  yang berjudul The Content Analysis of Bisphenol A (BPA) on Water in Plastic Glass with Varying Temperatures and Contact Times Using UV - VIS Spectrophotometer mendapatkan konklusi bahwa, makin lama waktu kontak, dan suhunya makin tinggi makin tinggi pula konsentrasi BPA-nya. Luruhnya BPA ini akibat suhu panas yang lama secara kontinyu tentu saja berbahaya karena dapat langsung mencemari air di dalam kemasan plastik yang mengandung BPA. 

Begitu juga dengan galon guna ulang yang berkode plastik No.7. Kita tidak pernah tahu bagaimana galon guna ulang tersebut mengalami beberapa kali paparan matahari. Saat baru keluar dari pabrik kemudian diangkut dengan truk menuju ke gudang distributor kemudian dari distributor dikirim ke star outlet juga menggunakan truk, dari star outlet dikirim ke toko - toko, semua menggunakan truk. Yang sangat mungkin terkena paparan matahari. Kemudian saat dipajang di toko - toko tak sedikit yang terkena matahari juga. Saat galon mengalami pencucian, untuk kemudian digunakan lagi, galon disemport dengan air panas bersuhu sekitar 70 derajat Celcius. Nah pada kesempatan ini, galon mengalami pemanasan yang bukan tidak mungkin mengaktifkan zat BPA-nya yang berbahaya. 

BPA yang luruh ke air tentu saja sangat berbahaya bagi bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Botol susu bayi sudah diwajibkan terbebas dari BPA, karena bersentuhan langsung. Nah air yang digunakan untuk mencampur susu bubuk,misalnya harus juga terbebas dari bahan yang mengandung BPA. 

"Kalau botolnya sudah free BPA tapi airnya dari galon yang belum free BPA hal itu jelas sangat berisiko," pesan Roso dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/2).

Bahaya terpapar BPA dapat mengakibatkan terganggunya hormonal, perkembangan organ tubuh dan perilaku serta gangguan kanker di kemudian hari. 

"Jadi soal bagaimana migrasi BPA ke air? Jelas faktor yang menentukan adalah suhu dan lamanya kontak dengan galon yang berkode plastik No.7 tersebut. Semakin panas dan semakin lama, maka konsentrasi BPA makin tinggi. Misal, galon guna ulang yang berbahan polikarbonat diangkut dari pabrik menuju gudang dan terkena paparan matahari, disitu jelas berpegaruh kepada pelepasan BPA," ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: