Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suku Bunga Kredit Masih 'Lemah Syahwat' Respon Suku Bunga Acuan, Kok Bisa?

Suku Bunga Kredit Masih 'Lemah Syahwat' Respon Suku Bunga Acuan, Kok Bisa? Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

Selain itu, bank sentral juga mengeluarkan kebijakan untuk mempublikasikan “Asesmen Transmisi Suku Bunga Kebijakan Kepada Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan." Hal ini dilakukan agar perbankan cepat mentransmisi suku bunga kebijakan moneter BI dengan menurunkan juga suku bunga kreditnya. Tapi pertanyaannya, kenapa perbankan lambat dalam menurunkan suku bunga kredit?

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, lambatnya penurunan suku bunga kredit disebabkan oleh masih tingginya suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan.

Baca Juga: Gregetan Suku Bunga Kredit Lambat Turun, BI Turunkan BI7DRR jadi 3,50%

"Selama tahun 2020, di tengah penurunan suku bunga kebijakan BI7DRR dan deposito 1 bulan, SBDK perbankan baru turun sebesar 75 bps menjadi 10,11%.  Hal ini menyebabkan tingginya spread SBDK dengan suku bunga BI7DRR dan deposito 1 bulan masing-masing sebesar 6,36% dan 5,84%," jelas Perry di Jakarta, Kamis (18/2/2021).

Dari sisi kelompok bank, lanjut Perry, SBDK tertinggi tercatat pada bank-bank BUMN sebesar 10,79% diikuti oleh BPD 9,80%, BUSN 9,67% dan KCBA 6,17%.

"Dari sisi jenis kredit, SBDK kredit mikro 13,75%, kredit konsumsi non-KPR 10,85%, kredit konsumsi KPR 9,70%, kredit ritel 9,68%, dan kredit korporasi tercatat 9,18%," ungkapnya.

Dengan kondisi demikian, BI mengharapkan perbankan dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit/pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.

"Dengan upaya-upaya ini tentu saja upaya bersama, sinergi bersama di KSSK yang sangat erat serta dunia usaha dan perbankan untuk bersama-sama mndorong kredit perbankan. Oleh karena itu BI berharap agar perbankan cepat menurunkan kreditnya," tukasnya.

Asal tahu saja, longgarnya likuiditas dan penurunan BI7DRR sebesar 125 bps sepanjang 2020 mendorong rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight sekitar 3,04%. Suku bunga deposito 1 bulan juga telah menurun sebesar 181 bps ke level 4,27% pada Desember 2020.

Namun demikian, penurunan suku bunga kredit masih cenderung terbatas, yaitu hanya sebesar 83 bps ke level 9,70% selama tahun 2020. 

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: