Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin Covid Terawan Diklaim Bisa Tahan Seumur Hidup, Pakar Wanti-wanti: Jangan Sembarangan!

Vaksin Covid Terawan Diklaim Bisa Tahan Seumur Hidup, Pakar Wanti-wanti: Jangan Sembarangan! Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja.
Warta Ekonomi -

Ahli Epidemiologi Griffith University, Australia Dicky Budiman angkat bicara soal vaksin Covid-19 Nusantara berbasis sel dendritik, yang antara lain dimotori oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Tim uji klinis vaksin tersebut mengklaim, vaksin Nusantara dapat menciptakan antibodi atau kekebalan tubuh yang mampu bertahan seumur hidup.

"Saya kira, klaim seperti itu terlalu dini. Kita harus belajar ya. Dalam riset, yang namanya klaim harus ada dasarnya. Apalagi, kalau kita bicara soal vaksin Covid, yang katanya bisa untuk semua jenis strain. Ini jadi pertanyaan besar. Vaksin yang ada saat ini saja, kita belum tahu bakal bertahan berapa lama," papar Dicky kepada RM.id, Kamis (18/2).

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Bagi Pengalaman Usai Divaksinasi: Kemarin Itu Ngantuk...

"Riset pertama infeksi Covid-19 terkontrol pada manusia ini kan baru ada di Inggris, dengan menyuntikkan beberapa jenis vaksin. Jadi, harus hati-hati dalam mengklaim. Tidak bisa sembarangan," imbuhnya.

Dicky menjelaskan, sel dendritik memang merupakan jenis antigen yang sangat kuat. Serta cukup powerful dalam menginduksi atau merangsang respon spesifik antigen sel T untuk pertahanan tubuh.

"Sel dendritik ini sebetulnya sudah pernah diperkenalkan sebagai strategi terapi terhadap pasien kanker. Mekanisme dengan sel dendritik yang berbasis imunoterapi, memang relatif aman. Pada kasus kanker, pengobatan berbasis sel dendritik terbukti berpotensi mampu menguatkan respon imun anti kanker atau tumor. Serta memperpanjang harapan hidup pasien kanker," terang Dicky.

"Tapi, kalau untuk vaksin Covid, nanti dulu. Kita harus melihat perkembangan risetnya. Cukup banyak riset vaksin Covid yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal. Intinya, kita harus tetap dalam konsep akademis, kritis, dan realistis," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: