Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Lawan Kekuatan Iran, Gabungan 4 Negara Eropa Ini Bersatu Kembangkan Bom Nuklir

Demi Lawan Kekuatan Iran, Gabungan 4 Negara Eropa Ini Bersatu Kembangkan Bom Nuklir Kredit Foto: Ima Media Screencap
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman dan Prancis bersatu dalam sikap mereka melawan Iran untuk mengembangkan bom nuklir. Teheran sendiri sudah berkali-kali menegaskan tidak berniat mengembangkan senjata pemusnah massal tersebut dan program nuklirnya untuk tujuan damai.

Para menteri luar negeri empat negara telah menekankan sikap bersama dalam kepentingan keamanan fundamental untuk menegakkan rezim non-proliferasi nuklir dan memastikan bahwa Iran tidak akan pernah dapat mengembangkan senjata nuklir.

Baca Juga: Kesepakatan Nuklir Bakal Dibahas Lagi, Biden Siap-siap Pepet Iran, Kapan?

"E3 dan Amerika Serikat bersatu dalam menggarisbawahi sifat berbahaya dari keputusan untuk membatasi akses IAEA, dan mendesak Iran untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan berat tersebut, terutama pada kesempatan diplomatik yang diperbarui saat ini," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/2/2021).

E3 adalah sebutan tiga negara Eropa [Inggris, Jerman dan Prancis]. Sedankan IAEA adalah singkatan dari Badan Energi Atom Internasional.

"E3 dan Amerika Serikat meminta Iran untuk tidak mengambil langkah tambahan, khususnya sehubungan dengan penangguhan Protokol Tambahan dan pembatasan aktivitas verifikasi IAEA di Iran," lanjut kementerian tersebut.

Iran telah mengatakan pada hari Senin bahwa mereka memberi tahu IAEA tentang rencananya untuk mengakhiri kewenangan inspeksi yang diberikan kepada badan tersebut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015.

Pemerintahan Presiden Joe Biden bertujuan untuk mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan nuklir 2015, yang ditinggalkan pendahulunya Donald Trump pada 2018. Di bawah kesepakatan itu, Iran setuju untuk membatasi program pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Setelah Trump mengeluarkan AS keluar dari kesepakatan itu, dan memberlakukan kembali sanksi, Iran mulai melanggar beberapa batasan kesepakatan tentang pengayaan uranium yang sensitif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: