Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Tata Kota Sebut Sistem Drainase Jakarta Tak Sanggup Tampung Air Hujan

Pengamat Tata Kota Sebut Sistem Drainase Jakarta Tak Sanggup Tampung Air Hujan Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Secara lebih rinci, sistem drainase di Jakarta hanya dirancang untuk kapasitas curah hujan 100 ml perhari. Hanya saja, seiring dengan perubahan iklim, curah hujan kian meningkat. Mestinya, drainase mampu menampung curah hujan hingga 350-400 ml perhari. Bahkan di Amerika Serikat dan Eropa mencapai 500 ml perhari.

"Di Eropa, AS, dan Australia, sistem drainasenya dirancang untuk antisipasi curah hujan tertinggi dalam 100 tahunan. Sehingga dimensi saluran drainase bawah tanahnya besar, bisa mencapai 5 sampai 10 meter dan itu dirancang sejak awal pembangunan kota ratusan tahun lalu," ungkapnya.

Secara umum, Nirwono menilai pemerintah DKI Jakarta tak siap menghadapi banjir. Pertama, program penataan di bantaran kali yang terhenti karena perbedaan konsep antara normalisasi dan naturalisasi. Selain itu, pembebasan lahan di bantaran pun tidak berlanjut.

"Gubernur dan Wagub DKI terbukti tidak siap mengantisipasi dan menangani banjir musiman di Jakarta," pungkasnya.

Seperti diketahui, sejumlah ruas jalan di ibu kota terendam banjir. Hingga Sabtu siang, sejumlah ruas jalan tidak bisa dilintasi kendaraan karena tinggi banjir yang mencapai lebig 70 sentimeter. Jalan yang tak dapat dilintasi berdasar TMC Polda Metro Jaya melalui akun twitter @TMCPoldaMetro di antaranya, Jalan Perjuangan arah Srengseng Jakbar, Jalan Kapten Tendean arah Mampang Prapatan Jaksel, Pasar Inpres arah Jeruk Purut Jaksel, Terowongan Cawang menuju Tol Tanjung Priuk dari arah Bekasi, Jalan Pilar Mas Raya Kedoya Jakbar, Kawasan Halim Lama arah Cililitan Jaktim, dan sejumlah ruas jalan lainnya.

Tak hanya di jalan arteri, banjir juga terjadi di sejumlah titik di jalan tol. Seperti di Jalan Tol Jakarta Cikampek, Jalan Tol JORR, Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Jalan Tol Jagorawi dan Tol Dalam Kota. Banjir di tol ini membuat arus lalu lintas menjadi tersendat dan nyaris lumpuh.

Berdasarkan pantauan, salah satunya yang paling parah adalah di Jalan Tol TB Simatupang, Pasar Minggu, Jaksel. Jalan tol dan jalan arteri di Gerbang Tol Ampera 1 bak sungai berwarna coklat. Macet panjang pun terjadi di Jalan TB Simatupang, tepat dari arah Lebak Bulus ke arah Tanjung Barat. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: