Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diam-diam Elon Musk dan SpaceX Rekrut 4.300 Relawan untuk Studi Antibodi Virus Corona, Hasilnya?

Diam-diam Elon Musk dan SpaceX Rekrut 4.300 Relawan untuk Studi Antibodi Virus Corona, Hasilnya? Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
Warta Ekonomi, Jakarta -

SpaceX milik miliarder Elon Musk diam-diam merekrut 4.300 karyawan untuk studi antibodi virus corona di tengah upaya mempersiapkan misi bersejarah awaknya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Upaya tersebut membuat bos SpaceX Elon Musk mendapat byline pada makalah penelitian yang merinci penelitian dan temuannya yang diterbitkan di jurnal Nature minggu lalu.

Baca Juga: Perusahaan Elon Musk Pilih India, Indonesia Jangan Berkecil Hati!

Dilansir dari New York Post di Jakarta, Selasa (23/2/21) para peneliti yang menguji darah staf SpaceX sebulan sekali ini menemukan bahwa orang yang tertular COVID-19 dapat mengembangkan perlindungan antibodi yang tahan lama agar tidak terkena virus lagi jika mereka menghasilkan cukup antibodi untuk menangkal virus.

SpaceX mengirimkan email mencari sukarelawan untuk penelitian tersebut yang sudah dimulai April 2020 lalu atau sebulan sebelum meluncurkan penerbangan luar angkasa berawak pertama dari tanah AS sejak 2011.

Bulan itu juga saat Musk menyebut pembatasan virus corona sebagai "fasis" setelah gagal melawan penutupan pabrik Tesla di California utara.

SpaceX dilaporkan bekerja dengan dua peneliti, Eric Nilles dan Galit Alter, untuk menyiapkan skema pengujian darah pada saat tes COVID-19 biasa sulit dilacak.

Musk yang dites positif mengidap virus corona sendiri pada November secara pribadi terlibat dalam penelitian tersebut. Direktur medis Musk dan SpaceX, Anil Menon, ditugaskan membantu merancang penelitian. Dan badan amal milik miliarder teknologi ini, Yayasan Musk, memberikan dukungan untuk penelitian tersebut.

Studi tersebut menunjukkan adanya "ambang batas kekebalan" yang menentukan kekebalan jangka panjang terhadap virus pada orang yang selamat dari COVID-19. Itu berarti individu dengan antibodi yang cukup dapat terlindungi agar tidak reinfeksi.

Sebanyak 84 persen relawan SpaceX ini adalah pria berusia sekitar 32 tahun. Sekitar 120 staf akhirnya tertular COVID-19 dan mengembangkan antibodi yang dapat diperiksa oleh para peneliti. 61 persen di antaranya tidak memiliki gejala khas, seperti demam, batuk, atau hilangnya rasa dan bau.

Menurut penelitian tersebut, orang yang berhasil melewati infeksi tanpa gejala mungkin tidak menghasilkan respons kekebalan yang cukup kuat untuk membersihkan ambang antibodi. Meski demikian, penemuan ini diharapkan dapat memandu upaya pengawasan dan memberikan wawasan guna memprioritaskan kampanye vaksin untuk mengimunisasi yang paling rentan terhadap kasus reinfeksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: