Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IMF: Stimulus Fiskal Efektif Bantu Pemulihan Pariwisata

IMF: Stimulus Fiskal Efektif Bantu Pemulihan Pariwisata Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketersediaan serta distribusi vaksin yang efektif dan pilihan kebijakan yang dibuat selama pandemi menjadi kunci kebangkitan industri pariwisata pasca pandemi Covid-19.

Kebijakan fiskal misalnya dapat memainkan peran penting dalam mengurangi dampak ekonomi yang dalam dan berkepanjangan di banyak perekonomian negara khususnya yang bergantung pada pariwisata. Kesimpulan ini tercantum dalam laporan International Monetary Fund (IMF) yang bertajuk Tourism in The Post - Pandemic World.

Baca Juga: Sebelum Kudeta, IMF Akui Terlanjur Kirim Uang Rp4,9 Triliun ke Myanmar

“Banyak negara telah memberikan dukungan fiskal untuk mengurangi permintaan industri dan melestarikan pekerjaan. Dukungan lebih lanjut untuk itu mungkin diperlukan,” Seperti dikutip Warta Ekonomi dalam laporan IMF.

IMF melakukan analisis dampak pandemi Covid-19 terhadap pariwisata di kawasan Asia Pasifik, Amerika Latin, dan negara-negara Karibia. “Banyak ekonomi bergantung pada pariwisata di wilayah ini termasuk negara-negara kecil di Pasifik dan Karibia,” kata IMF.

Berdasarkan data, industri  pariwisata menyumbang lebih dari 10% ekonomi global. Industri ini juga saling terkait pada beberapa sektor yang sangat tergantung pada kinerjanya. IMF menilai pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak pada rantai pasokan pariwisata global serta menimbulkan kehilangan jutaan pekerjaan pariwisata.

“Pekerja informal dan migran khususnya perempuan dan remaja telah menderita secara tidak proporsional dari berkurangnya peluang kerja dan kurangnya akses ke jaring pengaman sosial, yang mengarah pada peningkatan kemiskinan,” jelas IMF.

Selain kebijakan fiskal, IMF juga mendorong agar layanan pariwisata ke depan lebih ramah lingkungan dengan kepadatan yang lebih rendah, nilai tambah yang lebih tinggi, dan digitalisasi yang lebih besar.

Langkah-langkah ini  dapat memungkinkan negara-negara untuk mengurangi risiko kesehatan yang berpotensi terkait dengan perjalanan massal, mendorong pemulihan yang lebih hijau, serta mendiversifikasi ekonomi  untuk meningkatkan ketahanan terhadap guncangan di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: