Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CIPS: Literasi Digital Jauhkan Siswa Dari Hoaks, Misinformasi, dan Sisi Gelap Internet

CIPS: Literasi Digital Jauhkan Siswa Dari Hoaks, Misinformasi, dan Sisi Gelap Internet Kredit Foto: Antara/Ardiansyah

Di sisi lain, kurangnya meratanya akses internet di berbagai wilayah di Indonesia dan keragaman kondisi sosial ekonomi di berbagai daerah merupakan kendala struktural yang menghambat peningkatan literasi digital. Pada saat ini, akses internet masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Selain itu, faktor keterjangkauan gadget dan kuota internet juga mempersulit akses bagi siswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.

Untuk meningkatkan literasi digital, perlu adanya usaha pemerintah untuk meningkatkan akses internet terutama untuk daerah rural Indonesia dan masyarakat menengah ke bawah. Di sisi lain, konten pembelajaran TIK dapat direvisi agar lebih relevan dengan tuntutan masa kini yang memerlukan adanya kemampuan mengevaluasi informasi yang didapat dari sumber-sumber digital. Selain itu, kebiasaan berpikir kritis harus dikembangkan sejak di bangku sekolah masyarakat Indonesia dapat menjadi masyarakat digital yang bertanggung jawab.

Berdasarkan survei dari Kementerian Kominfo dan Katadata, indeks literasi digital nasional ada di angka 3,47 di skala 4. Survei ini memperlihatkan bahwa level literasi digital Indonesia masih berada di tingkat yang belum memuaskan. Tidak hanya kemampuan menggunakan perangkat digital, literasi digital adalah kemampuan memproses dan mengevaluasi informasi yang didapat dari sumber-sumber digital secara kritis dan bertanggung jawab. Literasi digital merupakan salah satu aspek dari payung besar kemampuan literasi. Jika dilihat dari sisi pendidikan, literasi anak Indonesia juga belum mencapai tingkat yang memuaskan.

Berdasarkan skor literasi Programme for International Students Assessment (PISA), Indonesia berada di peringkat 71 dari 79 negara. Lebih lanjut, hanya 30% peserta didik yang mengikuti tes yang berada di maupun di atas level 2 dalam kemampuan membaca dibandingkan dengan 77% peserta didik dari negara-negara OECD.

Selain itu, berdasarkan Survey of Adult Skills yang diselenggarakan tahun 2016, 70% orang dewasa Indonesia berada di maupun di bawah level 1 di literasi. Dua survei ini memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masih mengalami kesulitan dalam memahami informasi secara kritis yang terdapat di dalam teks yang panjang dan kompleks.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: