Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Klaim Bansos Mengerem Laju Angka Kemiskinan

Sri Mulyani Klaim Bansos Mengerem Laju Angka Kemiskinan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa beberapa program sosial yang digulirkan pemerintah seperti bantuan sosial (bansos) sangat efektif di dalam menekan penurunan angka kemiskinan.

“Apabila pemerintah tidak melakukan peningkatan bansos menurut estimasi Bank Dunia tingkat kemiskinan di Indonesia akan melonjak di angka 11,8%. Namun BPS mengeluarkan statistik dimana kemiskinan kita naik namun hanya di 10,2% dari 9,4%,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga: Ini Tugas Sri Mulyani dan Erick Thohir di Lembaga Pengelola Investasi

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin per September tercatat sebanyak 27,55 juta orang atau bertambah 1,13 juta orang pada Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang pada September 2019.

“Kenaikan ini karena suka tidak suka Covid memang pukulan yang luar biasa telak kepada perekonomian seluruh negara. Dan sektor rumah tangga terkena dampaknya,” tegasnya.

Sri Mulyani menekankan bahwa dengan adanya bansos mampu membantu sekitar 20-30% masyarakat termiskin. Apabila tidak dibantu bansos, maka konsumsi rumah tangga di Indonesia terutama yang paling miskin akan turun hingga di atas 7%.

“Dengan adanya bansos maka konsumsi di setiap rumah tangga mengalami paling tidak sedikit bantuan atau signifikan bantuan. 10% yang paling miskin mendapat bantuan lebih besar. Ini berarti arahnya sangat tepat yaitu yang paling rentan diberikan prioritas APBN yang paling besar,” jelasnya.

Sebelumnya Kepala BPS Suhariyanto mengatakan laju kemiskinan ini masih lebih baik dibandingkan prediksi lembaga internasional sebagai dampak dari program perlindungan sosial yang digulirkan pemerintah.

Ia mengatakan berbagai program bantuan sosial selama pandemic Covid-19 sangat membantu masyarakat, khususnya mereka yang berada di lapisan terbawah. Dampak tersebut semakin signifikan mengingat perlindungan sosial diperluas hingga menyentuh 60% masyarakat lapisan terbawah.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: