Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Pelototi Saham Perusahaan Media Milik Erick Thohir Serta Bank Milik Gopay dan Jerry Ng

Bursa Pelototi Saham Perusahaan Media Milik Erick Thohir Serta Bank Milik Gopay dan Jerry Ng Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mempelototi saham bank milik GoPay dan konglomerat Jerry Ng yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO), lalu PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) perusahaan mediaa milik Ercik Thohir, dan perusahaan produsen cokelat PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. (COCO). Hal tersebut dilakukan karena terjadi peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan mengungkapkan jika ketiga saham tersebut mengalami kenaikan harga di luar kebiasaan untuk saham ARTO dan MARI, sedangkan saham COCO mengalami penurunan harga saham.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal,"demikian tertulis dalam pengumuman tersebut, Senin (23/2/2021).

Baca Juga: IHSG Perkasa di Awal Pekan, Saham-saham Milik Konglomerat Unjuk Gigi

Dimana, informasi terakhir mengenai Perusahaan Tercatat adalah informasi tanggal tanggal 15 Februari 2021 yang dipublikasikan melalui website BEI terkait pencatatan saham COCO, sedangkan tanggal 8 Februari 2021 yang terkait laporan bulanan registrasi untuk saham ARTO, dan tanggal 16 Februari 2021 yang terkait laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham Perusahaan Terbuka untuk saham MARI.

Sehubungan dengan terjadinya ketidakwajaran pergerakan ketiga saham tersebut Bursa pun akan melakukan pengamatan.Namun, para investor diminta untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, lalu mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

“Investor juga harus mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: