Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembiayaan Bunga 0% Diharapkan Dongkrak Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Pembiayaan Bunga 0% Diharapkan Dongkrak Pengembangan Energi Baru Terbarukan Kredit Foto: Dok. Panpel Webinar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Energi baru terbarukan terus menjadi fokus pengembangan berbagai pihak. PT UOB Indonesia menjadi salah satu bank pelopor pembiayaan untuk energi baru terbarukan di sektor swasta. Dengan adanya pembiayaan untuk energi baru terbarukan hingga ke segmen rumah tangga, target pemerintah untuk menekan emisi karbon bisa tercapai sesuai tenggat waktu. 

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan Indonesia akan menghadapi tantangan untuk segera beralih ke energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan sebelum terjadinya krisis energi fosil. Untuk itu, harus ada upaya agar transisi penggunaan energi baru terbarukan lebih merata.  Baca Juga: Sssttt, Jangan Kaget! Bos UOB Asset Management Bilang IHSG Bakal Meroket Hingga ke Level 7.400

Menurutnya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan seperti, pemerataan infrastruktur dan teknologi pendukung hingga kemampuan sumber daya manusia.

“Kami juga memiliki panduan kerangka kerja pembiayaan berkelanjutan ke pebisnis untuk mulai model operasional sesuai aspek berkelanjutan,” ujarnya dalam seminar UOB Editor Media Circle bertajuk Menilik Peran Lembaga Keuangan Menuju Penerapan Smart City pada Rabu (24/1/2021). 

Pemerintah Indonesia sendiri memiliki target untuk akselerasi bauran energi baru terbarukan menjadi 23% pada 2025 dan 31% pada 2050.  Sampai 2019, bauran energi baru dan terbarukan di  Indonesia baru mencapai 9,15%. 

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan target keberlanjutan yang dikejar pun bukan sedar kebersihan secara visual, tetapi membuat  lingkungan bersih sesuai The Paris Agreement, yakni emisi karbon harus diturunkan sebesar 880 juta ton pada 2030. 

“Kami mendapatkan jatah untuk turunkan karbon sebesar 340 juta ton. Nantinya, skema penurunan terbesar 75% dari energi baru terbarukan, sedangkan sisannya dari konservasi energi dengan menggunakan gas yang lebih ramah lingkungan ketimbang minyak,” ujarnya. 

Selanjutnya, penurunan emisi karbon bisa dilakukan dengan membangun smart city, sebuah skema kota yang berkelanjutan. Komponennya antara lain mulai transportasi, penggunaan energi yang lebih hemat, bangunan ramah lingkungan, sampai pengelolaan sampah dan jasa lainnya. 

Adapun, skema energi baru terbarukan yang paling sesuai dengan konsep smart city adalah pembangkit listrik tenaga surya rooftop. Namun, dalam pengembangannya, membutuhkan insentif pembiayaan dari lembaga keuangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: