Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pesawat Banyak Nganggur, Airbus Rugi Puluhan Triliun

Pesawat Banyak Nganggur, Airbus Rugi Puluhan Triliun Kredit Foto: Airbus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen pesawat terbang asal Prancis, Airbus menyatakan bahwa pihaknya mengalami rugi mencapai 1,1 miliar Euro atau sekitar Rp18,6 triliun selama tahun 2020 imbas pandemi Covid-19. Industri penerbangan bahkan diprediksi tidak bisa pulih ke level normal dalam waktu dekat.

Chief Executive Officer (CEO) Airbus, Guillaume Faury mengatakan, perusahaan merugi akibat anjloknya pengiriman pesawat komersial.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Airbus, Bisnis Burung Besi Eropa yang Mendominasi Dunia

“Mulai hari ini kami hanya memperkirakan penerbangan akan pulih antara 2023 dan 2025. Kecepatan pemulihan tidak hanya bergantung pada pandemi dan tingkat vaksinasi, tetapi juga pada keputusan pemerintah, apakah mereka memilih untuk memperketat kondisi pandemi seperti yang saya harapkan, memulihkan kebebasan," ungkap kata Faury melansir New York Times.

Produsen pesawat, yang berbasis di Toulouse, Prancis itu merilis bahwa pendapatan mereka turun 29 persen menjadi 49,9 miliar Euro atau setara dengan Rp856 triliun. Namun, perusahaan tersebut diklaim masih tetap mengungguli pesaingnya yakni Boeing.

Diketahui, Boeing menderita kerugian USD11,9 miliar pada tahun 2020 serta terbebani oleh kemunduran dari varian 737 Max, yang dilarang terbang setelah 346 orang tewas dalam dua kecelakaan yang melibatkan pesawat tipe tersebut.

Sedangkan Airbus mengirimkan 566 pesawat ke perusahaan maskapai penerbangan pada 2020, 40 persen lebih sedikit dari ekspektasi sebelum pandemi corona. Hal ini menandakan betapa parahnya dampak Covid-19 terhadap dunia penerbangan.

"Beberapa maskapai penerbangan pun ikut menghindari menerima panggilan dari Airbus yang memberi tahu bahwa pesawat baru yang mereka pesan sebelum wabah pandemi telah siap," tutur Faury.

Lantaran situasi belum pasti, Airbus belum berencana meningkatkan pengiriman pesawat tahun ini. Penurunan permintaan menyebabkan sekira 100 unit pesawat siap pakai justru terparkir alias 'menganggur' begitu saja di pabrik. Bahkan, saham Airbus dilaporkan turun lebih dari tiga persen di awal perdagangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: