Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Curah Hujan Tinggi, Luas Panen Padi 2020 Turun

Akibat Curah Hujan Tinggi, Luas Panen Padi 2020 Turun Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Luas area panen padi tahun 2020 lalu turun dibandingkan tahun 2019 akibat curah hujan yang cukup tinggi. Namun demikian, produksi padi mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan, luas panen padi pada 2020 turun 0,19% menjadi 10,66 juta hektare. "Hampir sama dengan posisi pada 2019 yang sebesar 10,68 juta hektare," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/3/2021).

Baca Juga: BPS: Nilai Tukar Petani Melemah 0,15%

Penurunan area panen padi ini lanjut dia disebabkan oleh musim tanam tahun 2020 terjadi curah hujan yang cukup tinggi. "Pada Februari hingga Maret terjadi curah hujan yang cukup tinggi sehingga berdampak pada pertanaman padi," jelasnya.

Lebih lanjut Suhariyanto menyampaikan, pada Januari 2021 luas panen padi mencapai 413,09 ribu hektare dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 4,45 juta hektare.

Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada subround Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta hektare, atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektare (26,53%) dibandingkan subround Januari– April 2020 yang sebesar 3,84 juta hektare.

"Angka potensi ini cukup menjanjikan dan kita semua harus berupaya supaya potensi ini bisa terealisasi," tegasnya.

Sementara itu, produksi padi di Indonesia sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sekitar 45,17 ribu ton (0,08%) dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 9,77 juta ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 1,62 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 9,17 juta ton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: