Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sikap Keras Yordania Menentang Puluhan Yahudi Mabuk Masuki Wilayah Suci Masjid Al Aqsa

Sikap Keras Yordania Menentang Puluhan Yahudi Mabuk Masuki Wilayah Suci Masjid Al Aqsa Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Amman -

Kementerian luar negeri Yordania mengecam Israel setelah polisi gagal menghentikan sekelompok orang Yahudi ortodoks yang masuk ke Masjid Al-Aqsa, salah satu situs paling suci Islam, di Yerusalem. Insiden itu terjadi pada Minggu (28/2/2021).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri & Ekspatriat Yordania Daifallah Al-Fayez mengklaim kegagalan untuk mencegah pelanggaran tersebut merupakan "pelanggaran berat" dari status quo yang bersejarah dan legal.

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa Bakal Terbuka saat Ramadan untuk Muslim Palestina

Pada Minggu, puluhan orang, yang dilaporkan terdiri dari pemukim Yahudi, masuk ke situs suci tersebut saat merayakan festival Purim Yahudi. Beberapa penyusup terlihat mengenakan kostum warna-warni, minum alkohol dan menari di dalam dan sekitar masjid, menurut rekaman yang dibagikan secara online.

Dalam sebuah pernyataan, Al-Fayez meminta Israel untuk mengakui otoritas Wakaf Islam yang dipimpin Yordania dan Palestina, yang bertanggung jawab atas administrasi masjid, dan mengatakan departemen adalah satu-satunya badan hukum yang bertanggung jawab untuk mengizinkan masuk ke situs suci.

Juga dilaporkan pada Jumat (26/2/2021) bahwa pasukan Israel telah menempatkan barikade militer di pintu masuk Kota Tua Yerusalem, menghalangi jamaah Palestina untuk mencapai Masjid Al-Aqsa.

Kritik dari Amman muncul setelah menteri pertahanan Israel dan saingan politik utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Benny Gantz, mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan dengan Raja Yordania pada Jumat lalu.

Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih, bersikeras Israel harus berusaha meningkatkan hubungan dengan Yordania.

“Saya pikir hubungan kami dengan Yordania bisa seribu kali lebih baik. Sayangnya, Netanyahu adalah sosok yang tidak diinginkan di Yordania, dan kehadirannya merugikan hubungan kedua negara,” kata Gantz.

Hubungan Israel dengan negara-negara Arab meningkat pesat selama tahun terakhir pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, tetapi rencana penyelesaian baru Netanyahu telah menuai kritik dari seluruh Timur Tengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: