Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Layanan Dompet Digital Indonesia Dibikin Geger oleh ShopeePay

Layanan Dompet Digital Indonesia Dibikin Geger oleh ShopeePay Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertandingan layanan dompet digital antara ShopeePay, Ovo dan GoPay belum usai dalam memperebutkan hati masyarakat Indonesia. Meski begitu, ShopeePay, layanan dompet digital asal Singapura, sementara ini berhasil menyabet peringkat pertama di kuartal I 2021. Padahal anak usaha Shopee tersebut baru dirilis pada Agustus 2020.

"Adopsi ShopeePay sangat kencang. Penetrasi pasarnya langsung melejit ke angka 68 persen. Pengguna kita biasa belanja online pakai ShopeePay," kata Research Manager Neurosensum Indonesia, Tika Widyaningtyas, melalui konferensi pers virtual, Selasa, (2/3/2021).

Baca Juga: MyTelkomsel dan ShopeePay Hadirkan Nilai Tambah Transaksi Online

Jika melihat ke belakang, saat Ovo milik Grab dirilis, adopsinya juga termasuk kencang. Tapi, lanjut Tika, yang menarik adalah usia ShopeePay yang belum satu tahun namun sudah berhasil membuat geger pasar layanan pembayaran digital di Indonesia sejak November 2020 hingga Januari 2021.

"Ini artinya ShopeePay mengalahkan pemain lama seperti Ovo dan GoPay," jelas dia. Sebagai informasi, Neurosensum merupakan lembaga riset yang mengandalkan neurosains dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal Singapura.

Studi ini fokus kepada penggunaan dompet digital sebagai media transaksi digital 1.000 responden, pengguna aktif e-commerce berusia produktif yaitu 19-45 tahun di 8 kota besar, kawasan Jabodetabek, kota-kota besar di Pulau Jawa, serta kota besar lainnya di Indonesia.

Di bawah ShopeePay menempel Ovo yang mendapat penetrasi pasar sebesar 62 persen. Kemudian disusul Dana 54 persen, GoPay 53 persen, dan LinkAja 23 persen.

"Beberapa responden menjawab ShopeePay menawarkan kemudahan saat belanja online. Setelah kita telaah lebih dalam, berbelanja di Shopee tidak perlu bolak-balik ganti aplikasi saat pembayaran. Semuanya ada dalam satu platform," tegas Tika.

Responden juga menyebutkan bahwa promosi yang ditawarkan ShopeePay lebih banyak dengan persentase 42 persen. Selanjutnya Ovo 25 persen, GoPay 16 persen, Dana 13 persen, dan LinkAja 4 persen.

"Baik online maupun offline, ShopeePay punya banyak promosi. Platform mereka juga tidak terlalu menyulitkan serta tidak menggunakan metode promosi yang menyulitkan konsumen pula. Masyarakat kita sekarang sudah tereduksi. Jadi, ketika ada promosi mereka baca syarat dan keterangan. ShopeePay misalnya. Kalau hanya pakai minimum transaksi maka tidak diskon 50 persen," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: