Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKPI Kasih Jurus Agar Terkenal, Cukup Laporin Pak Jokowi ke Bareskrim, Langsung Deh..

PKPI Kasih Jurus Agar Terkenal, Cukup Laporin Pak Jokowi ke Bareskrim, Langsung Deh.. Kredit Foto: Twitter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi membagikan tips kepada pihak-pihak yang ingin terkenal dengan cara mudah dan jitu.

Ia mengatakan, yakni dengan melaporkan kerumunan massa saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu ke Bareskrim Polri. Baca Juga: Jokowi Sudah Cabut Perpres Miras, Jadi Tinggal Mas Anies Nih, Atau Mau Menghalalkan yang Haram?

Menurut dia, laporan tersebut sudah pasti langsung ditolak polisi lantaran kerumunan tersebut tidak bisa dijerat dengan Undang Undang nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Namun, dengan membuat laporan ke Bareskrim, maka pelapor akan diberitakan media dan menjadi terkenal. Baca Juga: Gaya Jokowi Ditiru Bobby yang Kini jadi Wali Kota Medan

"Ingin terkenal? Mudah kok, laporin aja kunjungan pak Jokowi di NTT ke Bareskrim. Walaupun sudah tau pasti "ditolak" karena tidak ada jeratnya di UU kekarantinaan kesehatan, tapi kan kalian bisa masuk media. Saran gue keren gak? (emoji senyum)," cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Rabu (3/3/2021).

Sebelumnya, dalam kerumunan warga saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke NTT, ia menyoroti pihak-pihak yang menuntut supaya Polri memproses hukum Presiden Jokowi.

Bahkan, banayak pihak yang menyamakan kasus tersebut dengan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab (HRS).

"Sebelumnya gue sudah pernah jelaskan, ketika Raffi Ahmad dijadikan bahan oleh orang-orang yang gak ngerti tapi sok ngerti untuk meloloskan Rizieq and the gank dari jerat hukum, kini mereka mencoba gunakan kejadian Pak @jokowi di NTT untuk meloloskan Rizieq dari jerat hukum juga," cuitnya.

"Tapi gak apa-apa, gue jelaskan sekali lagi, agar kebodohan tidak menyebar," sambungnya pedas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: