Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emas Turun Terus, Miliarder Ini Bela Bitcoin Habis-habisan, Katanya: Emas Sudah Mati!

Emas Turun Terus, Miliarder Ini Bela Bitcoin Habis-habisan, Katanya: Emas Sudah Mati! Kredit Foto: Twitter/build_credit
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Mark Cuban baru saja berdebat soal emas versus bitcoin. Pemilik Dallas Maverick ini pun berpihak pada bitcoin saat dia bertarung dengan kritikus bitcoin Peter Schiff di Twitter.

"Emas sudah mati Peter. Move on." ujarnya

Dikutip dari kitco.com di Jakarta, Kamis (4/3/21) ketika harga emas turun menuju USD1.700 dan bitcoin bergerak kembali di atas USD50.000, perdebatan emas versus crypto tidak akan padam.

Dalam Twitter-battle terbaru, Cuban membalas posting CEO Euro Pacific Capital Peter Schiff yang mengatakan: "Ketika saya pertama kali belajar tentang #Bitcoin, saya tidak berpikir investor yang cerdas akan cukup bodoh untuk membeli. Saya salah."

Baca Juga: Kejar IPO di Tengah Lonjakan Harga Pasar Bitcoin, Perusahaan Ini Gandakan Target Pra-IPO

Namun, Cuban membantah itu semua. Menurutnya, emas hanya akan menjadi cincin tetapi bitcoin membantu siapapun menjadi bankir hingga memungkinkan pertukaran nilai.

"Izinkan saya membantu Peter. Emas dihipnotis sebanyak Crypto. Apakah kita benar-benar membutuhkan perhiasan emas? Emas dapat membuat Anda menjadi cincin. BTC / Eth adalah teknologi yang dapat membuat Anda menjadi bankir, memungkinkan pertukaran nilai bebas gesekan dan dapat diperluas menjadi berbagai aplikasi bisnis dan pribadi yang tidak terbatas, "kata Cuban.

Selain itu, Cuban mengatakan bahwa teknologi terus menjadi lebih baik, lebih murah dan lebih cepat sehingga bisa saja menggantikan sesuatu yang hari ini kita kenal sebagai mata uang kripto.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Lindungi dan Lestarikan Bahasa Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: