Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat 'Nangis-nangis' Minta Jokowi Bubarkan KLB

Di media sosial beredar pula foto mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie, sedang berada di Bandara Kualanamu. Keberadaan Marzuki di Kualanamu diduga untuk menuju lokasi KLB, tempat ia diduga akan mencalonkan diri sebagai Ketum Demokrat.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengunggah video Marzuki yang baru saja tiba di Bandara Kualanamu. Marzuki terlihat sedang menghubungi seseorang dalam video itu hingga akhirnya dihampiri para petinggi Demokrat kubu AHY.

"Bang Jansen bersama Bang Iwan Fecho dan Syahrial nge-gap (mendapati) Marzuki Alie yang baru mendarat di Bandara Kualanamu. Mau menuju lokasi KLB bodong, padahal katanya tidak terlibat Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD)," tulis Herzaky di akun Twitternya pada Jumat pagi ini.

Para petinggi Demokrat langsung menghampiri Marzuki. Mereka terlibat pembicaraan yang intinya menanyakan urusan kedatangan Marzuki.

"Marzuki Alie mengaku hanya datang sebagai undangan. Begitu bang Jansen bilang itu kan KLB bodong, mengapa datang? Kata Marzuki Alie, kalau bodong, dia akan balik arah," ujar Herzaky.

Herzaky menuding para pelaku penyelenggara KLB termotivasi karena diiming-imingi jabatan dan proyek. Herzaky mendapati informasi soal iming-iming jabatan dan proyek dari para kader dan pemilik suara sah yang diancam karena menolak hadir. Iming-iming itu berasal dari oknum di lingkaran kekuasaan.

"Oknum kekuasaan tersebut bekerja sama dengan mantan-mantan kader yang bergerak atas dorongan insentif money politics, jabatan, dan proyek, seperti yang dituturkan para kader yang menolak hadir," kata Herzaky dalam keterangan pers yang diterima Republika pada Jumat (5/3).

Herzaky menekankan rencana pelaksanaan KLB bodong oleh Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) merupakan bentuk kesewenang-wenangan oknum kekuasaan. Oknum tersebut menyalahgunakan kekuasaan dan kemampuan finansialnya untuk merebut paksa kursi Ketua Umum PD dari Ketua Umum PD yang sah berdasarkan hasil Kongres V Tahun 2020 yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.

"Dalam mewujudkan ambisi jahatnya, para pelaku GPK-PD selalu menggunakan tipu daya dengan menebar kabar bohong, seakan-akan banyak pemilik suara yang mendukung, seakan-akan ada penjabat penting DPP yang mendukung," ujar Herzaky.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: