Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Momen SBY Melantik Moeldoko jadi Panglima TNI pada 2013, 8 Tahun Kemudian Moel Melawan

Momen SBY Melantik Moeldoko jadi Panglima TNI pada 2013, 8 Tahun Kemudian Moel Melawan Kredit Foto: Okezone
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jenderal TNI Purn Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara. KLB yang diklaim oleh kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai KLB abal-abal itu menjadi bukti bahwa Moeldoko berani melawan orang yang melantiknya dulu sebagai Panglima TNI.

Pada 30 Agustus 2013, atau kurang lebih delapan tahun yang lalu, Moeldoko bisa disebut sebagai bawahan Susilo Bambang Yudhoyono, karena dalam konstitusi Indonesia Presiden adalah panglima tertinggi dalam susunan pertahanan nasional.

Sebelumnya, karir Moeldoko hanya tiga bulan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sejak dilantik pada 20 Mei 2013 menggantikan Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Moeldoko lahir di Kediri, Jawa Timur pada 8 Juli 1957, ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1981.

Moeldoko pernah menjabat sejumlah posisi strategis, di antaranya pernah menjabat Kasdam Jaya pada 2008, Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad pada 2010. Kemudian menjadi Pangdam XII Tanjungpura dan Pangdam III Siliwangi.

Menanggapi manuver Moeldoko, SBY mengaku menyesal pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko. Meskipun tak menyebut jabatan itu adalah Panglima TNI, tapi konteks dari ucapan itu merujuk pada jabatan Panglima TNI.

SBY mengaku malu dan rasa bersalah saya karena pernah memberikan jabatan kepadanya.

"Saya memohon maaf kepada Allah swt atas kesalahan itu," kata SBY dalam konferensi pers virtualnya di akun Youtube SBY dikutip oleh Warta Ekonomi.

SBY menambahkan bahwa Moeldoko kok tega-teganya melakukan kudeta di tubuh Partai Demokrat dan membuat malu karena melakukannya dengan cara-cara yang jauh etika moral dan jiwa kesatria.

"Benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini, sebuah cara tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di TNI," tambahnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: