Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Khawatir Kondisi Keuangan di Masa Pandemi, Masyarakat Perlu Edukasi

Khawatir Kondisi Keuangan di Masa Pandemi, Masyarakat Perlu Edukasi Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi penuh tantangan selama pandemi COVID-19 membuka mata banyak orang tentang pentingnya literasi keuangan dan pengelolaan keuangan. Studi McKinsey yang dilakukan pada Mei 2020 menemukan konsumen Indonesia sangat khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan pengeluarannya di tengah pandemi ini. Bahkan, kekhawatiran konsumen di Indonesia jauh lebih tinggi dari konsumen di China dan India.

Lebih jauh, studi tersebut menemukan, dari sekitar separuh dari konsumen yang memiliki kekhawatiran dengan pekerjaannya, hanya memiliki tabungan kurang dari empat bulan biaya hidup mereka. Survei tersebut juga menunjukan bahwa, kekhawatiran yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 menjadikan konsumen semakin ingin mengenal manajemen dan risiko-risiko keuangan. Baca Juga: Laba Bersih OCBC NISP Tergerus 28% Efek Wabah Corona 

Ka Jit, Direktur Inovasi dan Strategi Bank OCBC NISP mengungkapkan, Pandemi COVID-19 tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan keuangan, tetapi juga meningkatkan ekspektasi masyarakat tentang produk dan layanan yang dapat dihadirkan oleh institusi keuangan, baik di tingkat individu sampai dengan pelaku usaha. Oleh karena itu, pihaknya ingin menegaskan kembali komitmen Bank OCBC NISP dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui produk, layanan dan program inovatif. 

“Ini bukan sekadar inisiatif bisnis, melainkan tanggung jawab kami menjalankan responsible banking untuk mengajak masyarakat berdaya secara finansial,” jelas Ka Jit, Direktur Inovasi dan Strategi Bank OCBC NISP, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/3/2021).

Salah satu fenomena yang terjadi di tengah pandemi adalah meningkatnya partisipasi investor retail di pasar modal, di mana hingga 10 Desember 2020 pertumbuhan SID tercatat sebesar 48,82%. Hal ini merupakan salah satu dampak positif dari pandemi COVID-19 di mana minat masyarakat untuk berinvestasi di saham semakin tinggi dan akan berkontribusi pada penguatan dan pertumbuhan pasar modal. 

Di sisi lain, peningkatan investor ini harus diikuti dengan literasi keuangan yang baik agar perilaku investasi didasari oleh perencanaan keuangan yang tepat, pemahaman toleransi risiko dan jangka waktu investasi. Untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda akan produk investasi saham, Bank OCBC NISP secara rutin menyelenggarakan program #CuanBarengRachel yang mengangkat berbagai topik di antaranya bedah saham, kaleidoskop pasar modal 2020, dan prospek saham di tahun 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: