Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wagela! Saat Pendapatan Amblas, Laba Perusahaan Tambang Konglomerat Widjaja Melonjak Drastis

Wagela! Saat Pendapatan Amblas, Laba Perusahaan Tambang Konglomerat Widjaja Melonjak Drastis Kredit Foto: Unsplash/Dominik Vanyi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pertambangan milik keluarga konglomerat Widjaja, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), mencetak kenaikan laba signifikan meski pendapatan mengalami koreksi. Golden Energy melaporkan, laba bersih tahun 2020 sebesar US$93,93 juta atau 43,60% lebih tinggi dari tahun 2019 lalu yang hanya US$65,41 juta.

Sementara itu, Golden Energy mengantongi pendapatan kontrak dengan pelanggan 4,50% lebih rendah secara tahunan. Per Desember 2019 lalu pendapatan tercatat sebesar US$1,11 miliar, sedangkan pada Desember 2020 turun menjadi US$1,06 miliar. Baca Juga: Nasib Perusahaan Milik Lo Kheng Hong, Gajah Tunggal: Omzet dan Cuan Berlawanan Arah!

Pendapatan tersebut sebagian besar dihimpun dari penjualan luar negeri yang menyumbang US$633,39 juta sepanjang tahun 2020, menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar US$754,76 juta. Kemudian, pendapatan dari penjualan dalam negeri justru tercatat meningkat, yakni dari US$352,70 juta pada 2019 menjadi US$428,02 juta pada 2020. Baca Juga: Jumat Berkah: Good Job Rupiah, Mata Uang Dunia Semuanya Kalah!

Pertumbuhan laba yang siginifikan tersebut di antaranya didukung oleh keberhasilan perusahaan sSinar Mas Group ini dalam menekan pos beban. Misalnya saja, beban eksplorasi setahun terakhir dapat ditekan dari awalnya US$351,65 ribu menjadi US$241,57 ribu. Begitu pula dengan beban umum dan administrasi yang angkanya membaik dari US$65,77 juta menjadi US$62,07 juta. Pada saat yang bersamaan, beban penjualan mengalami kenaikan, yakni US$184,05 miliar pada 2019 menjadi US$187,13 miliar pada 2020.

Bukan hanya itu, kinerja keuangan Golden Energy dapat bertumbuh dari aspek laba juga dipengaruhi oleh beban keuangan yang turun dari tahun 2019 ke tahun 2020, yakni sebelumnya US$11,39 juta menjadi US$9,05 juta. Beban administrasi bank juga membaik dari angka US$1,14 juta menjadi US$953,44 ribu. Ditambah lagi, kerugian selisih kurs yang tahun 2019 mencapai US$2,08 juta, dapat terpangkas menjadi US$825,39 juta pada tahun 2020.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: