Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Polemik Hilangnya Kata 'Agama' di Kurikulum, Warganet Desak Pencopotan Nadiem

Soal Polemik Hilangnya Kata 'Agama' di Kurikulum, Warganet Desak Pencopotan Nadiem Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hilangnya kata 'agama' dari draf Peta Jalan (Road Map) Pendidikan menuai polemik dan pertentangan dari publik. Bahkan, sekelompok warganet mencuitkan tagar #CopotNadiem, Jumat (12/3/2021).

Tagar #CopotNadiem bahkan menjadi tren Twitter Indonesia pada Jumat siang, berdasarkan pantauan Warta Ekonomi. Per pukul 11.25 WIB, sudah ada 3.716 cuitan yang membicarakan tagar tersebut.

"Mendikbud punya latar belakang businessman bukan masalah asal tahu tupoksinya. Jika pendidikan bisa jadi ajang bisnis juga bukan dosa. Tapi jangan pertaruhkan masa depan anak-anak dengan kurikulum pendidikan berdasar bisnis semata, mengabaikan pendidikan akhlaknya," tulis salah satu warganet dengan inisial K.

Baca Juga: 1/4 Investor Perkirakan Untung Rp20,1 Miliar Berkat Investasi Bitcoin

Baca Juga: Bank Sentral Negara Ini Akan Uji Coba Mata Uang Digital Nasional Tahun Depan

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian juga mengkritik hilangnya kata 'agama' dalam Peta Jalan Pendidikan.

Hetifah berkata, "(Memasukkan) frasa agama hukumnya mutlak. Kami juga mendorong Nadiem dan jajarannya menambahkan unsur keluarga dan rumah ibadah dalam komponen PJP Nasional."

Di sisi lain, Nadiem mengklaim pihaknya akan kembali memasukkan kata 'agama' dalam Peta Jalan Pendidikan 2020-2035. Ia juga membantah kabar yang menyebut rencana penghapusan pelajaran agama oleh Kemendikbud.

"Itu gak pernah ada rencana itu dan tidak pernah akan kita menghilangkan pengajaran agama dalam kurikulum kita," ujarnya di Rapat Kerja dengan Komisi X DPR, Rabu (10/3/2021).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: